Menyelidik Novel Detektif

Setelah mengenal Sastra Populer dan mulai mengenali Roman Populer, kita akan memasuki satu genre lagi sastra populer yang tak kalah populernya. Kita menyebut genre ini novel detektif, fiksi detektif, atau crime fiction.

Pengertian secara umum fiksi detektif adalah karya-karya sastra (cerpen atau novel) yang berkisah tentang sebuah kejahatan dan upaya untuk menyingkap atau menggagalkannya. Tema dan topik novel detektif cukup beragam. Tapi, secara umum ada beberapa hal yang bisa diamati kemiripannya satu sama lain. Contoh-contoh kemiripan itu antara lain ada pada adanya kejahatan, figur detektif (meskipun tidak selalu detektif), pembantu detektif, saksi, korban, dan pelaku tidak kejahatan. Kalau temanya, ada banyak sekali dan selalu menyesuaikan dengan perkembangan zaman.

Sejarah Perkembangan Novel Detektif

Sebagai pengantar ringan saja, ada beberapa periode yang bisa dianggap sebagai milestone dalam perkembangan novel detektif. Periode-periode itu antara lain adalah:

  1. Hadirnya model: Periode ini merujuk pada masa ketika Edgar Allan Poe menghadirkan kisah-kisah yang menyingkap terjadinya sebuah tindak kejahatan yang tidak ada satu pun saksinya. Kisah-kisah ini menghadirkan sosok C. Auguste Dupin, seorang cerdik pandai yang bisa menggunakan semua pengetahuan dan pengalamannya untuk memaknai apa yang dia lihat dan pada akhirnya mengungkap sebuah kejadian. Silakan lihat misalnya kisah “Muders in the Rue Morgue” ini. Di novel ini, tidak ada detektif betulan. Bahkan, ketika Poe menulis kisah-kisah ini, kata “detective” belum masuk ke kosakata bahasa Inggris.
  2. Periode Detektif Awal: Ini adalah masa akhir abad ke-19 ketika para penulis seperti Wilkie Collins dan Sir Arthur Conan Doyle menghadirkan kisah-kisah detektif yang benar-benar detektif. Tokoh Doyle, yaitu Sherlock Holmes, adalah detektif yang paling kita kenal dalam dunia sastra. Doyle banyak mengambil inspirasi untuk tokoh Holmes dari C. Auguste Dupin plus seorang pandai yang ada di zamannya.
  3. Periode Keemasan Novel Detektif, yaitu masa di sekitar era 1930-an ketika banyak novel detektif terbit dari para penulis tersohor masa itu. Yang paling menonjol dari masa ini adalah Agatha Christie, yang sempat menulis hingga 66 judul novel dalam karirnya. Di masa ini, genre novel detektif menjadi mapan. Bahkan, saking mapannya, ada yang namanya Sepuluh Komandemen yang dibuat olah Ronald Knox yang berisi larangan dan petunjuk bagi para penulis novel detektif. Petuah ini disebut sebagai “The Decalogue of Detective Story
  4. Periode Hardboiled, yaitu masa ketika para penulis sudah mulai jengah dengan detektif yang sempurna pada masa keemasan novel detektif. Di sini, kita mulai menemukan detektif-detektif problematis (kecanduan miras, merokok tanpa henti, bermasalah asmara, dsb.). Cerita-cerita ini juga memiliki dialog-dialog yang sok gagah yang khas. Kelak, dari novel-novel ini, lahir tren film noir di Hollywood era 1940-an.

Begitulah kira-kira sekilas perkembangan novel detektif yang bisa saya jelaskan untuk pendahuluan ini. Untuk lebih jauh menyelidik tentang novel cerita-cerita kriminal ini, saya persilakan kawan-kawan melihat video presentasi ini.

Selanjutnya:

3. Mengorek Cerita Horor