Mekanisme Bisa Kuliah S2/S3 di Amerika Serikat (Nyaris) Tanpa Biaya

Seperti saya janjikan pada postingan sebelumnya, kali ini saya akan membahas mekanisme bisa kuliah S2/S3 di Amerika Serikat (nyaris) tanpa biaya.

Bagaimana?

Biasanya pada bagian inilah orang (Indonesia) cenderung mulai kehilangan minat untuk melanjutkan cara ini dan lebih memilih mencari beasiswa penuh. Jadi, sebelum apa-apa, saya ingatkan dulu. Saya yakin, kalau Anda memang benar-benar berniat untuk kuliah, saya akan terus membaca postingan ini. Kenapa saya yakin? Karena banyak sekali orang dari negara lain yang melakukan ini, meskipun sebenarnya ini juga termasuk memberatkan buat mereka. Banyak sekali mahasiswa asing dari India, Pakistan, Bangladesh, dan Cina yang bisa kuliah S2/S3 di Amerika melalui cara ini.

Cara yang harus ditempuh pertama-tama tidak jauh berbeda dengan kuliah di Indonesia. Anda harus mendaftar dulu sebagai mahasiswa. Semua pendaftaran bisa dilakukan secara online, dan dokumen kelengkapannya bisa dikirimkan secara online. Setidak-tidaknya, yang dibutuhkan antara lain adalah:

1. Ijazah dan transkrip S1 yang sudah diterjemahkan;
2. Bukti nilai TOEFL (untuk kuliah S2/S3 dibutuhkan nilai TOEFL IBT 80);
3. Rekomendasi dari dosen S1 atau supevisor di tempat kerja;
4. Lain-lainnya tergantung universitas dan jurusan yang bersangkutan.

Ya, bahasa Inggris Anda harus mencukupi, karena memang nantinya Anda harus bekerja. Orang-orang dari Asia Selatan (India, Pakistan, Bangladesh, & Sri Langka) dalam hal ini biasanya lebih baik karena Bahasa Inggris menjadi bahasa resmi di tempat mereka. Bahasa Inggris mereka rata-rata relatif lebih bagus dari sononya–meskipun aksennya sangat kental dan terkadang agak sukar dipahami penduduk Amerika. Jangan berkecil hati, karena mahasiswa dari Tiongkok rata-rata lebih kesulitan mempelajari bahasa Inggris daripada kita orang Indonesia, jadi banyak mahasiswa S2/S3 dari Tiongkok yang agak kerepotan juga dalam bahasa Inggris. Tapi mereka bisa diterima dengan bermodalkan kepandaian mereka.

Intinya, jangan jadikan bahasa Inggris sebagai ganjalan. Kalau Anda memang yakin mampu di bidang Anda (teknik, ilmu alam, pertanian, matematika, statistika, arsitektur, dll), coba saja. Toh di Amerika pun cara mencari luas segitiga juga “1/2 alas x tinggi.” Tapi ya memang sih, perlu juga kemampuan bahasa Inggris yang cukup.

Begitu saja kah?

Tidak juga. Seperti halnya segala sesuatu, melamar kuliah ternyata juga ada seninya sendiri. Kalau Anda punya sebagian besar dari hal-hal itu, jangan buru-buru melamar ke kampus tertentu. Cari dulu kampus-kampus Aa’ Sam yang kira-kira punya jurusan yang cocok dengan Anda. Dan lebih bagus lagi kalau Anda cari profesor yang kira-kira paling pas minat atau proyek2 penelitiannya yang cocok dengan minat Anda. Kalau Anda sudah tahu apa yang ingin Anda lakukan, biasanya lebih gampang berkomunikasi dengan profesornya. Sekarang lah saatnya Anda bergerilya mengirim email yang baik dan sopan dan ringkas (jangan lupa diedit berkali-kali) kepada profesor-profesor itu. Detil surat itu boleh bermacam-macam, tapi intinya adalah sebutkan bahwa Anda ingin kuliah di bawah bimbingannya dan menjadi asistennya. Anda juga perlu mengirimkan curriculum vitae, daftar publikasi (kalau pernah), dan transkrip–biar dia tahu Anda tidak sekadar pingin kuliah tapi juga pernah serius kuliah. 🙂 Dari perbincangan di situ nanti mungkin akan ketahuan apakah dia bisa menerima Anda atau tidak. Idealnya, saat berkorespondensi ini Anda juga mulai mendaftar, menunjukkan bahwa Anda memang berniat kuliah di sana.

Begitu Anda memasukkan aplikasi untuk kuliah melalui situs kampus, segera beritahu profesor yang berkorespondensi dengan Anda tadi. Kalau dia memang sudah bersedia menjadikan Anda asistennya, profesor ini bisa langsung menghubungi kantor pendaftaran dan meminta agar pengurusan pendaftaran Anda dipercepat, karena dia sudah menyetujui Anda sebagai mahasiswanya. Kalau sudah begini, segal persyaratan pendaftaran itu jadi semacam formalitas saja. Hal ini lazim. Kita yang baru nyaris 2 dasawarsa bangun dari orde baru dengan nepotisme-nya mungkin akan mengira ini nepotisme. Untuk kultur profesional Amerika, hal ini bisa diterima, karena pada intinya yang Anda lakukan adalah menyoroti kemampuan dan kemauan Anda sendiri di hadapan profesor yang mungkin tidak akan memperhatikan Anda tanpa usaha proaktif dari Anda. Orang-orang menyebut ini “networking”: Anda membuat jaringan untuk diri Anda sendiri. Anda bukan mendapat posisi bukan karena profesor itu temannya Pak Dhe Anda yang menerima Anda karena Pak Dhe Anda pernah memberi tumpangan si profesor dua malam. 🙂

Kira-kira begitulah cara yang diambil banyak mahasiswa dari Asia Selatan dan Cina. Sejak awal mereka tunjukkan niat dan ketrampilan dasar yang kira-kira akan berguna dalam proses penelitian nantinya. Bukan rahasia lagi bahwa pelajaran matematika dan ilmu alam di Asia Selatan dan Cina untuk tingkat pendidikan dasar dan menengah jauh lebih tinggi tingkatnya dibanding pendidikan dasar dan menengah di Amerika Serikat. Makanya, banyak sekali dari orang-orang Asia Selatan dan Cina ini datang ke Amerika Serikat dengan kemampuan bidang-bidang ilmu pasti yang sudah canggih.

Kalau Anda berminat menerjuni secara serius bidang-bidang tertentu tapi belum juga berkesempatan mendapatkan beasiswa (yang memang jumlah ketersediaannya dan peminatnya sangat tidak seimbang), mungkin menjadi TA, GA, dan RA ini bisa menjadi alternatif bagi Anda.

Bagaimana dengan tiket pesawat dan pengurusan keimigrasian?

Nah, itu dia yang tidak gratis dan harus Anda tanggung sendiri. Untuk detilnya saya akan membahas soal ini pada postingan selanjutnya. Saya akan berikan contoh-contoh mahasiswa dari negara lain.

Sekali lagi, ini bukan cara yang benar-benar gratis dan tidak mudah, dan ini cara yang cenderung “di luar kotak” bagi kita orang Indonesia rata-rata. Tapi, tidak sedikit juga orang Indonesia rata-rata yang akhirnya bisa kuliah melalui cara ini.

Sekali lagi, ini cuma satu cara, yang tidak biasa, tapi bukan tidak mungkin. Ini alternatif, bukan obat manjur segala penyakit. 🙂

Written By

More From Author

(Terjemahan Cerpen) Mereka Terbuat dari Daging karya Terry Bisson

“Mereka terbuat dari daging.” “Daging?” “Daging. Mereka terbuat dari daging.” “Daging?” “Tak diragukan lagi. Kami…

Thank You, Dua Satu! Let’s Go Loro Loro!

Beberapa menit lagi 2021 sudah usai dan saya perlu menuliskan satu catatan kecil biar seperti…

(Resensi) Puser Bumi oleh Mas Gampang Prawoto

Berikut resensi terakhir dalam seri tujuh hari resensi. Kali ini kita ngobrol soal buku puisi…

1 comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *