ada dua cara beragama:
1) melihatnya sebagai pagar yang harus dijaga kebersihannya, keindahannya, tapi membatasi dengan halaman asing, dan kalau pulpen kita jatuh ke halaman asing itu, kita akan resah sendiri karena tidak tahu bagaimana harus mengambilnya; atau
2) memperlakukannya seperti GPS, memahami potensinya menunjukkan arah, pom bensin, McD terdekat, tapi tidak akan menampar si sopir kalau si sopir pingin cari jalur alternatif atau kalau kita lupa belum upgrade si GPS.
tapi, toh ini cuman postingan yg tidak disertai referensi atau riset. hanya pengalaman nyetir dan lihat jendela saja.
It’s a GPS for me.
Kalau begitu, jangan lupa charger-nya dipasang dan sesekali update, biar tidak terjadi hal-hal yg tidak direncanakan 😀
Wah, betul… Daripada nyasar ya….