Tips Menjadi Moderator Talkshow (featuring Dee Lestari dan Valiant Budi Yogi)

Saya yakin banyak tips untuk menjadi MC di luar sana atau di blog ini (berdasarkan pengalaman menjadi MC acara dengan Tantowi Yahya). Namun, bagaimana dengan menjadi moderator? Di situlah kami hadir berbagi pengalaman, karena kebetulan beberapa hari yang lalu saya berkesempatan menjadi moderator untuk sebuah talkshow yang menghadirkan dua penulis sangat produktif, yaitu Dee Lestari dan Valiant Budi Yogi (Vabyo).

Terus terang, saya tidak menilai apa saya berhasil sebagai moderator atau tidak. Amit-amit kalau saya sampai mengklaim berhasil. Yang bisa saya pastikan adalah banyak orang yang membuat story di IG sambil mengutip kata-kata yang diucapkan Dee dan Vabyo. Jadi ya, bolehlah saya bangga bahwa di acara tersebut kedua penulis produktif ini mengatakan hal-hal hebat dan berdampak … untuk menjawab pertanyaan saya. 😉

Namun, yang penting untuk perbincangan kita adalah apa saja tipsnya? Apa saja yang bisa membuat kita berhasil jadi moderator talkshow, khususnya yang menghadirkan penulis terkenal semacam Dee Lestari dan Valiant Budi Yogi. Ini dia jawabannya:

Kenali acara dan tujuannya

Kita mesti membaca TOR acara paling tidak untuk mengetahui latar belakang acara dan tujuan yang ingin dicapai dari acara ini. Dengan mengetahui informasi mendasar ini, kita jadi punya gambaran besar tentang ke mana arah dari strategi atau teknik yang nanti kita perlukan dalam menjalankan tugas sebagai moderator.

Dalam pengalaman saya kemarin, acaranya sendiri bernama MTN IkonInspirasi. Kegiatan ini merupakan bagian dari Manajemen Talenta Nasional, sebuah upaya yang diinisiasi Kementerian Kebudayaan dengan target akhir mendapatkan talenta-talenta nasional yang berkembang dari dasar hingga menjadi sosok yang unggul di bidang-bidang tertentu.

Khusus untuk IkonInspirasi, yang menjadi tujuan utama adalah menginspirasi anak muda untuk tertarik kepada dunia kepenulisan. Ketertarikan ini dipantik dengan talkshow bersama para tokoh penulis-penulis yang telah mencapai prestasi tertentu. Harapannya, talkshow tersebut bisa menjadi inspirasi bagi para calon penulis. Key phrasenya: memantik inspirasi.

Nah, berdasarkan tujuan inilah kita kemudian perlu menyusun pertanyaan-pertanyaan. Semuanya perlu mengarah kepada pencapaian target acara talkshow kita.

Termasuk di bagian ini adalah mengenali postur acara: tempat/waktu, siapa saja pengisinya, siapa saja tamu-tamu pentingnya, urutannya bagaimana, kapan kita akan naik, dan seterusnya.

Kenali dan “Kepoin” Narasumbernya

Karena kita akan nanti memandu perbincangan dengan narasumber, maka kita wajib kenal para narasumbernya. Mengenal mereka di sini tentu berhubungan dengan karier dan prestasi mereka. Untungnya, biasanya moderator itu dipilih dari orang-orang yang memiliki keakraban dengan narasumber atau paling tidak bidang si narasumber. Kebetulan saya sendiri diajak jadi narasumber oleh panitia MTN IkonInspirasi karena terlibat di Pelangi Sastra Malang, yang merupakan penyelenggara di Malang bekerja sama dengan komunitas-komunitas literasi lainnya.

Dalam kasus MTN IkonInspirasi kemarin, untungnya saya sudah sangat akrab sekali dengan Dee Lestari dan ternyata pernah baca Vabyo. Saya baca Dee sejak buku pertama SKPBJ (Supernova: Ksatria, Putri, Bintang Jatuh) dan mengikuti sejauh saya mampu. Saya baca Recto Verso dan sempat bikin postingan berseri dengan Aroma Karsa. Dan tentunya karya-karya lagunya (yang memang menjadi soundtrack zaman SMA). Plus, saya juga sudah lama member Markas Besar Alien, kanal IG-nya Dee Lestari. Haha.

Untuk Vabyo, saya memang belum lama akrab dengan namanya. Namun, saya pernah membaca tulisan perjalanannya di buku The Journeys dan langsung curiga bahwa penulisnya Vabyo ketika melihat bio-nya di suatu tempat sebagai orang yang pernah bekerja di Arab Saudi sebagai barista. Namun, karena saya memang ingin belajar dan memantik inspirasi dari Vabyo, saya pun segera beli bukunya dan langsung baca tuntas dalam dua hari di tengah ini-itu.

Selain mengenal karyanya, saya juga kepo ke mereka. Yang saya maksud kepo di sini adalah mengetahui gosip terkini tentang mereka. Di mana dapatnya? Tentu di medsos mereka. Itu satu. Lainnya? Dari podcast mereka yang tersebar di berbagai platform. Dari situ, saya jadi satu hal-hal yang ternyata mereka suka bicarakan atau yang menjadi latar belakang karya-karya tertentu (yang mungkin tidak mereka tuliskan di sumber tertulis mana pun). Atau … kadang-kadang kita juga bisa mendapatkan info personal tentang masa kecil mereka.

Dengan mengenali karya dan pribadi mereka, komunikasi dengan mereka pra atau selama acara jadi lebih lancar. Kurang lebih begitu yang akhirnya saya rasakan.

Jalin Komunikasi Awal dengan Narasumber

Bagian ini sebenarnya penting tapi mungkin tidak semua orang bisa dapat kesempatan. Menjalin komunikasi awal di sini adalah mencoba menghubungi narasumber satu dua hari sebelum acara diskusi. Tidak perlu terlalu jauh sebelumnya dan tidak perlu terlalu banyak. Para narasumber itu pastinya sibuk dan punya urusan macam-macam. Tentu kita tidak mau untuk acara yang mungkin 2 jam saja sampai harus menambah kesibukan mereka selama berhari-hari.

Yang penting, kita menjalin komunikasi awal dengan mereka untuk saling akrab dan … yang paling penting … untuk mendiskusikan pertanyaan-pertanyaan yang akan kita sampaikan. Dengan begitu, narasumber tidak akan bicara dengan orang yang baru saja ketemu. Dan, mereka juga tidak akan terkaget-kaget dengan pertanyaan yang di luar prediksi BMKG.

Dalam pengalaman saya, saya mencoba menghubung Vabyo dan Dee lewat DM IG dan memperkenalkan diri sebagai calon moderator mereka. Vabyo mengecek dengan panitia bahwa yang menghubungi dia memang calon moderator. Akhirnya kami sempat berbincang sebentar di IG. Untungnya mereka ini orang-orang yang sangat terbuka untuk komunikasi.

Setelah ini-itu, saya sampaikan bakal pertanyaan-pertanyaan yang akan saya sampaikan. Mereka pada prinsipnya setuju. Pastinya dalam perjalanan ke Malang mereka juga sempat membayang-bayangkan akan menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan cara seperti apa.

Ketika acara berlangsung (Foto dari Euforia Pictures, dokumentasi MTN IkonInspirasi)

Saat Acara Berlangsung, Berusaha Peka Kondisi dan Fleksibel

Bagian ini yang biasanya paling sulit dikendalikan. Ketika acara berlangsung, biasanya kita perlu fokus ke talkshow. Kita perlu terus memperhatikan bagaimana para tokoh ini menjawab pertanyaan kita dan apa yang perlu kita timpali dari ucapan-ucapan tersebut. Namun, kita juga perlu tetap memperhatikan yang lain. Banyak hal yang terjadi di lapangan yang perlu tanggapan kita.

Kita juga perlu terus mengawasi audiens dan panitia. Ada kalanya waktu atau hal tertentu menuntut kita mengurangi jatah bicara. Ada kalanya perlu menambahkan satu-dua poin acara. Dan ada juga kemungkinan kita perlu mengubah bagian-bagian tertentu. Di situ kita perlu memberikan porsi perhatian khusus buat panitia. Saat ini, kita bisa pakai smartphone untuk berkomunikasi, melihat isyarat dari panitia, atau menerima pesan-pesan tertulis dari panitia. Tapi ingat, jangan sampai melihat WA membuat kita hilang konsentrasi dengan penulis.

Dalam kasus kemarin, saya perlu memperhatikan panitia yang menyampaikan pesan lewat WhatsApp dan note di kertas. Karena dua pesan tersebut, saya perlu menyesuaikan berapa pertanyaan yang bisa dijawab oleh narasumber dan berapa lama kelonggaran waktu yang bisa kami dapatkan meskipun waktu sudah terlewat.

Akhirnya, sampailah kita di penghujung acara, eh, postingan. Menurut saya, siapa saja bisa menjadi moderator yang berhasil. Tapi ingat, sebagai moderator, keberhasilan kita bukanlah mempesona audiens, tapi membuat para narasumber kita menyampaikan hal-hal yang membantu tercapainya tujuan dari acara kita.

Tentu postingan ini tidak disertai dengan garansi. Yang bisa kita lakukan adalah menjalankan kewajiban-kewajiban kita dan mencoba mencapai apa yang bisa kita kendalikan. Keberhasilan kegiatan kita tergantung banyak faktor, yang sebagiannya juga tidak bisa kita kendalikan. Apalah artinya seorang moderator di tengah samudera kegiatan.

Bagaimana pun, coba dulu deh langkah-langkah ini. Kalau berhasil sampaikan kepada orang lain. Kalau ada yang gagal, sampaikan kepada kami…

More From Author

Cara Menyetel Kecepatan Putaran Motor di Tape Deck

Lewat Tokoijo, saya mendapatkan tape deck Kenwood relatif murah dan fisiknya masih bagus. Tapi sayang…

Pertemuan Generasi Kembali ke Akar dan Akar yang Mau Mendekat: Catatan Pementasan Wayang Topeng Panji Mangu

Ada yang berbeda di Taman Krida Budaya, 13 Juli 2025 lalu. Malam itu, suasana begitu…

Macbook Air Ketumpahan Air? Mungkin Ada Solusinya?

“Hari sial tidak ada di kalender,” begitu kata teman saya Ounu ketika kami makan siang…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *