Saatnya menulis postingan praktis yang mungkin akan bermanfaat bagi yang akan menjadi MC atau host. Tapi, karena tulisan ini berdasarkan pengalaman nyata saya minggu lalu menjadi MC di acara kuliah tamu yang bintang utamanya adalah Mas Tantowi Yahya (yang saat ini adalah Duta Besar Keliling Republik Indonesia untuk Kawasan Pasifik), maka saya akan berikan dulu latar belakang ceritanya. Kalau Anda tidak berkenan membaca ceritanya, silakan langsung ke bagian tips praktis di bawah (“Tips-tips Menjadi MC yang Menarik“). Kalau Anda ada waktu, silakan baca mulai Latar Belakang ini.
Latar Belakang
Kalau ada postingan yang tidak semestinya dituliskan oleh para blogger, mungkin esai ini akan menjadi salah satunya. Alasannya adalah esai ini terlalu berisi kebanggaan kepada diri sendiri dan berpotensi membuat jengah pembaca. Tapi, blogger Anda ini kebetulan saja sedang tidak beruntung, tidak ada orang lain yang menuliskan tentang ini. Maka, dengan segala hormat, perkenankan saya membuat abadi sesuatu yang kelak retak ini: bahwa saya menjadi MC di acara yang tamu utamanya adalah Mas Tantowi Yahya, Rajanya MC itu.
Saya tahu bahwa Mas Tantowi akan datang ke kampus tempat kerja saya Universitas Ma Chung sejak jauh-jauh hari sebelumnya. Oke. Beliau akan datang dan memberikan kuliah tamu di kelas besar MKU Pendidikan Karakter yang salah satu pengampunya adalah saya. Oke. Saya tidak pernah terpikir akan ada kesempatan berbicara dengan Mas Tantowi. Saya bisa bayangkan seperti apa pengawalan seorang Duta Besar (yang bisa dibilang perwakilan presiden di negara manca). Oke. Saya bisa terima itu. Bahwa Mas Tantowi itu seorang penggemar dan penyanyi musik country, saya tahu betul itu (musik country mengisi hidup saya selama di Fayetteville, dan stasiun radio di mobil saya nyaris selalu KIXX 104–yang frekuensi aslinya adalah 103.9. Oke. Tapi saya tidak sekali pun terpikir akan berinteraksi dengan Mas Tantowi.
Tapi, semesta menjawil saya hari itu, bermain-main dengan saya, memberi sedikit kebahagiaan yang mungkin sangat saya butuhkan. Kawan kerja saya Bro Felik pagi-pagi mengisim pesan ke saya bilang bahwa dia sedang sakit, suaranya hilang. Semoga cepat sembuh. Masalahnya, hari itu mestinya dia menjadi MC acara kuliah umum Mas Tantowi. Dia minta saya menggantikan. Oke.
Saya mulai curiga takdir akan membawa saya bersilangan dengan lebih signifikan dengan Mas Tantowi. Tapi, karena saya menyukai plot yang menarik, saya tawarkan dulu bagaimana kalau mahasiswa saya saja yang menjadi MC. Semester sebelumnya saya mengajar mata kuliah Public Speaking, dan pada pertemuan review saya mengundang mahasiswa untuk berbicara satu persatu dengan saya. Saya meminta mereka untuk siap kalau sewaktu-waktu saya minta mereka menjadi MC–dengan persiapan sepantasnya (beberapa jam lah).
Sayangnya pihak humas universitas tidak bersedia kalau yang menjadi MC bukan saya (yang diminta langsung oleh MC utama yang sedang sakit). Okelah. Saya tidak merasa ingin menolak. Okelah. Mungkin sudah semestinya saya menyambut Pak Tantowi sebagai MC. Ketika itu masih pukul 8 pagi. Acaranya akan mulai pukul 12.30 siang. Saya masih harus mengoreksi laporan PKL mahasiswa. Saya butuh 1 jam untuk mengoreksi laporan PKL itu. Saya minta salinan skrip MC dari acara-acara sebelumnya untuk saya lihat, biar tidak harus memulai dari awal. Humas bilang akan membuatkan skrip. Saya minta diberi kebebasan memodifikasi sesuai kebutuhan dan untuk menjadikannya menarik dan berjiwa (menurut ukuran saya).
Maka, flash forward beberapa jam kemudian, acara berlangsung dan Tantowi Yahya ngakak mendengar beberapa selingan yang saya berikan. Dan waktu tiba saatnya kuliah tamu, Mas Tantowi bilang “MC-nya keren dan ice breakernya kena sekali.” Tentu ini jenis-jenis ucapan yang akan saya pigura andai bisa.
Apa yang saya lakukan antara setuju menjadi MC hingga akhirnya acara dimulai? Berikut ini saya kan berikan hal-hal yang saya lakukan.
Tips-tips menjadi MC yang Menarik
Untuk menjadi MC yang disukai Tantowi Yahya, tentu usaha yang saya lakukan cukup berat dan berliku, penuh deraan dan cobaan. Tapi kalau dirangkum kira-kira begini:
- Meminta daftar tamu (nama dan jabatannya) karena itu penting untuk menyambut pertama-tama
- Melihat skrip MC dari masa-masa sebelumnya untuk mengetahui konvensi atau tradisi di tempat kita menjadi MC, biar tidak menyalahi hal-hal yang sudah disepakati
- Melakukan riset secukupnya tentang pembicara yang menjadi inti acara. Untuk kasus saya, saya 1) membaca mengenai Mas Tantowi di berbagai sumber, khususnya wikipedia, yang singkat dan padat, 2) mendengar video wawancara YouTube dengan Mas Tantowi (dan yang saya dengarkan waktu itu adalah video acara Sarah Sechan, acara wawancara di NET TV, dan acara sarapan Rafi Ahmad di Wisma Indonesia di Selandia Baru–ya, saya nonton channel YouTube Raffi Ahmad, sudah, tolong jangan disinggung-singgung lagi setelah ini).
- Menyertakan hal-hal menarik dari sumber-sumber tadi plus sumber lain. Dalam kasus saya, saya masukkan fakta bahwa Pak Tantowi punya bakat bahasa dan public speaking serta klaim mas Tantowi tentang Indonesia sebagai bagian dari Samudera Pasifik. Saya juga masukkan guyonan jaman dulu ketika Mas Tantowi membawakan acara musik country (dia suka bilang “What time is it?” dan jawabannya “It’s country time.”).
- Mencetak skrip tersebut dan periksa. Pastikan bahwa tamu-tamu yang direncanakan akan datang (menurut daftar yang ada pada kita) memang benar-benar datang.
- Setelah semuanya sudah betul, kita perlu mencetak naskah skrip di kertas yang tebal dan berukuran setengah A4 saja untuk memudahkan memegang skrip.
- Have fun dan bersiaplah berimprovisasi dan fleksibel saja bila akhirnya ada satu dua hal yang harus diubah (saya kemarin begitu karena moderator kuliah umum tidak mendapatkan briefing mengenai susunan acara sehingga akhirnya dia memutuskan sendiri beberapa hal tanpa memberitahukan kepada saya. Tapi no problems. Tidak semuanya mesti berjalan sesuai rencana idea.
Begitulah kira-kira yang saya lakukan. Saya menikmati sekali acara tersebut. Saya memang tidak sempat berbicara dengan Mas Tantowi. Saya tidak sempat ngobrol tentang musik country (saya masih curiga bahwa Mas Tantowi hanya mendengar musik country lawas. Dari lagu-lagu yang dipilih dinyanyikannya, sepertinya mas Tantowi tidak terlalu akrab dengan musisi-musisi country baru seperti Tyler Farr, Lee Brice, Miranda Lambert, Carrie Underwood, Brad Paisley, Zac Brown Band, Kenney Chesney, dll. Mereka-mereka ini menghiasi hari-hari saya di Arkansas ketika di mobil sendiri atau di mobil van untuk pekerjaan. Saya tidak kecewa tidak sempat berbicara dengan beliau. Saya yakin akan ada kesempatan lain jika kami memang berjodoh.
Untuk saat ini, saya cukup puas sudah menjadi MC-nya Raja MC Indonesia. Pertanyaannya sekarang, apakah tips-tips di atas itu akan bermanfaat buat Anda?
Disclaimer: Tentu postingan ini dipenuhi sesumbar di sana sini, tapi bagaimana lagi saya bisa menjaring pengunjung kalau tidak dengan sesumbar :).