Tidur di Bagasi

Saat ini, bus pariwisata yang bagus adalah bus yang tinggi (istilahnya high decker) dengan banyak ruang untuk bagasinya. Tapi, selain itu membawa tas, bagasi tersebut sebenarnya juga dipakai untuk fungsi lain: tempat tidur kru/sopir. Pertanyaannya sekarang, apakah layak tempat semacam itu dijadikan tempat tidur bagi sopir bus?

Beberapa waktu yang lalu, saat mengikuti tur jarak jauh di pulau Jawa dengan bus, saya mendapati kenyataan itu. Setiap bus terdiri dari dua tiga sopir dan satu kru. Ketika sopir utama sedang bekerja mengendarai kuda besi, sopir-sopir yang lain tidak tampak. Ternyata mereka beristirahat di bagasi, ditemani tas-tas kami.

Memang, bagasi bus-bus saat ini sangat longgar. Pintunya ada di dua sisi, memanjang di sepanjang perut bus, antara roda depan dan roda belakang. Saat pintu-pintu itu dibuka, kita bisa melihat semacam bilik pendek yang sebenarnya cukup longgar.

Pertanyaannya, amankah tidur di bagasi ini? Selain itu, nyamankah? Apakah kualitas istirahat yang bisa didapatkan di bagasi ini cukup layak untuk bapak sopir (sementara ini kurang lazim sopir bus pariwisata perempuan)?

Yang jelas, sopir yang membawa kami sempat mengeluh karena dia harus kembali ke hotel malam-malam (sekitar jam 10.30-an). Dia mengeluhkan itu karena paginya mereka akan bekerja lagi. Sementara mereka tidak dapat kamar hotel dan harus tidur di bagasi bus. Di sini, meskipun hanya tersirat, sopir bus mengesankan bahwa tidur di bagasi itu tidak senyaman tidur di kamar hotel.

Saya jadi terpikir sesuatu: sepertinya, karoseri juga perlu mempertimbangkan mengubah arsitektur bus pariwisata sehinga memungkinkan adanya satu ruang khusus di atas yang lebih nyaman untuk tempat tidurnya sopir. Maksud saya adalah, seperti halnya truk-truk trailer (yang dalam bahasa Inggris disebut 16-wheeler atau rig itu), sepertinya bus pariwisata perlu meluangkan ruang khusus yang bisa dipakai untuk tempat istirahat sopir dengan layak.

Dengan arsitektur seperti itu, setidaknya kualitas istirahat sopir bus bisa lebih baik. Kalau misalnya event organizer sebuah perjalanan wisata tidak bisa menanggung hotel untuk si sopir, setidaknya si sopir bisa beristirahat dengan cukup layak di kamar yang ada di busnya itu sendiri. Saya yakin, masih cukup ruang di bus untuk diluangkan menjadi tempat istirahat yang pantas.

Sementara sih begitu saja dulu.

Written By

More From Author

(Terjemahan Cerpen) Mereka Terbuat dari Daging karya Terry Bisson

“Mereka terbuat dari daging.” “Daging?” “Daging. Mereka terbuat dari daging.” “Daging?” “Tak diragukan lagi. Kami…

Thank You, Dua Satu! Let’s Go Loro Loro!

Beberapa menit lagi 2021 sudah usai dan saya perlu menuliskan satu catatan kecil biar seperti…

(Resensi) Puser Bumi oleh Mas Gampang Prawoto

Berikut resensi terakhir dalam seri tujuh hari resensi. Kali ini kita ngobrol soal buku puisi…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *