10 Dzulhijjah 1436H

Sejak beberapa waktu yang lalu, para pengelana blogaraya yang kesasar ke blog ini mungkin memperhatikan bahwa saya punya kegemaran sampingan memotret bulan. Pendeknya, saya tertarik memperhatikan bagaimana wajah bulan berangsur-angsur berubah dari hari ke hari. Kalau kita perhatikan dengan seksama, sungguh masuk akal juga orang-orang menggunakan bulan untuk membantu penanggalan. Di antara benda-benda langit, bulan adalah yang paling tampak jelas perubahannya, dan sangat sistematis. Saya bahkan berani berargumen bahwa setiap orang, tak terkecuali ideologi maupun pendidikannya, harus bisa membaca bulan untuk tujuan mengenali waktu. Siapa tahu–amit-amit–terjadi kiamat zombie dan semua ponsel pintar kehabisan daya dan semua tanggalan habis disobek dan dimakan zombie… bagaimana kita bisa tahu kapan saatnya gajian kalau tidak bisa membaca bulan untuk menunjukkan sekarang tanggal berapa?

Nah, dalam postingan ini, saya ingin membagi potret bulan yang saya ambil beberapa saat sebelum matahai tenggelam pada petang sebelum hari raya Idul Adha. Untuk kemudahan penjudulan, sebut saja ini bulan tanggal 10 Dzulhijjah 1436H.

Bulan malam menjelang Idul Adha
Bulan malam menjelang Idul Adha

Written By

More From Author

(Terjemahan Cerpen) Mereka Terbuat dari Daging karya Terry Bisson

“Mereka terbuat dari daging.” “Daging?” “Daging. Mereka terbuat dari daging.” “Daging?” “Tak diragukan lagi. Kami…

Thank You, Dua Satu! Let’s Go Loro Loro!

Beberapa menit lagi 2021 sudah usai dan saya perlu menuliskan satu catatan kecil biar seperti…

(Resensi) Puser Bumi oleh Mas Gampang Prawoto

Berikut resensi terakhir dalam seri tujuh hari resensi. Kali ini kita ngobrol soal buku puisi…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *