Sampai Jumpa Paket Data

Saya merasakan perubahan drastis dalam hidup, dan perubahan drastis ini saya yakin berarti positif: kebebasan dan terbukanya peluang baru dalam hidup setelah saya putus langganan data plan untuk smartphone saya. Perubahan itu terkait dengan smartphone dan internet. Sebelumnya, saya perlu mohon maaf bila ada di antara pembaca yang merasa banyak hal lain yang lebih mendesak dalam hidup ini dibanding smartphone dan internet. Tapi, bagi Anda yang tertarik dengan bahasan ini, biarkan saya ceritakan tema tadi: kebebasan dan terbukanya peluang baru dalam hidup setelah saya putus langganan data plan untuk smartphone saya.

Dua tahun lalu, saya memulai kontrak langganan jasa telpon, SMS dan paket data selama dua tahun dari AT&T. Kontrak tersebut membuat saya memperoleh smartphone Samsung Infuse 4G refurbished hanya dengan membayar 30 dolar sahaja. Menurut saya, harga yang saya peroleh ketika itu sungguh bagus. Meskipun secara resmi status smartphone tersebut refurbished (biasanya dikembalikan pelanggan ke pabrikan karena ada cacat produksi dan selanjutnya elemen yang cacat dibetulkan kembali oleh perusahaan) perangkat tersebut terlihat sangat baru. Lagipula, harganya sudah tinggal seperdelapan dari harga yang harus saya bayarkan kalau saya memulai kontrak dengan perangkat anyar gress. Tapi ya memang, konsekuensinya saya harus langganan paket data selama dua tahun. Praktis, menurut perhitungan kala itu, selama dua tahun saya harus membayar 50 dolar tiap bulan untuk pemakaian telepon flat, SMS tanpa batas dan 2GB data. Memang sebanyak itu yang akhirnya saya bayar tiap bulannya. Ketika itu saya positif bahwa saya akan bisa mengusahakan agar dari biaya yang saya keluarkan itu saya bisa balik modal. Maka saya pun positif dan bismillah dengan kontrak tersebut, meskipun sebagai mahasiswa berkeluarga dengan satu anak pendapatan bulanan saya pas-pasan.

Alhamdulillah, seiring bergulirnya waktu, saya benar-benar bisa mendapat berbagai jenis manfaat dari memiliki Smartphone pertama (dan sementara ini terakhir) dalam hidup saya itu. Secara finansial–saya janji ini akan menjadi bagian yang paling singkat!–memiliki smartphone ini sangat membantu saya dalam menerima dan membalas email di berbagai pekerjaan saya. Sebagai penerjemah freelance yg harus cepat dalam membalas email, smartphone dan paket data-nya ini sangat berperan besar.

Manfaat kedua dari smartphone dan paket data ini adalah terbukanya pengalaman-pengalaman baru yang sangat membantu tugas sebagai mahasiswa. Saya banyak menggunakan aplikasi yang telah sangat terbukti membantu saya membaca, menulis, dan mentransfer data dengan sangat mudah. Saya memakai Google Drive–yang kian hari kian intuitif–untuk mengerjakan tugas, mencatat lesatan ide terkait tugas-tugas, dan bahkan memeriksa daftar pekerjaan. Saya juga menggunakan dropbox yang membuat saya bisa memeriksa informasi-informasi penting yang hanya bisa saya simpan dalam bentuk .doc. Dengan Dropbox, saya bisa melihat isi folder-folder penting dalam komputer saya yang ada di rumah lewat smartphone saya ketika saya sedang menunggu bis atau dalam bis. Banyak lagi kemudahan dalam bidang ini.

Yang juga penting–meskipun tidak terlalu vital–adalah perangkat kamera yang membuat jepret-jepret poto jadi lebih mudah. Kamera bawaan dari smartphone ini untuk ukuran saya ketika itu termasuk sangat tinggi: 8 Mega Piksel. Kamera digital pertama yang saya beli adalah kamera Samsung 6  Mega Piksel yang saya beli sekitar tahun 2007 lalu di Malang seharga 900 rb. Jadi kamera 8MP dengan kualitas video yang bagus dan harus selalu dibawa ke mana-man (karena memang hakikatnya handphone kan harus selalu di tangan :D) adalah sebuah rahmat yang sangat berarti buat saya. Dalam dua tahun terakhir ini, saya sudah mengambil ribuan foto dan dan ratusan video klip untuk berbagai kepentingan: mencoba mengabadikan sesuatu yang kelak retak, memotret pamflet untuk mencatat detilnya, memotret kode panggil buku sebelum naik ke lantai tiga atau empat perpustakaan untuk mengambilnya dan seterusnya.

(Berlanjut kapan 2, tp yg pasti Hp saya ini sdh beralih fungsi jd sarana hiburan dan menimba ilmu thok. Bagaimana detilnya? Nantikan kelanjutannya kapan2.)

Written By

More From Author

(Terjemahan Cerpen) Mereka Terbuat dari Daging karya Terry Bisson

“Mereka terbuat dari daging.” “Daging?” “Daging. Mereka terbuat dari daging.” “Daging?” “Tak diragukan lagi. Kami…

Thank You, Dua Satu! Let’s Go Loro Loro!

Beberapa menit lagi 2021 sudah usai dan saya perlu menuliskan satu catatan kecil biar seperti…

(Resensi) Puser Bumi oleh Mas Gampang Prawoto

Berikut resensi terakhir dalam seri tujuh hari resensi. Kali ini kita ngobrol soal buku puisi…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *