Kalau bicara soal tulisan perjalanan, majalah bulanan National Geographic adalah nama yang wajib muncul. Dalam lebih dari seratus tahun perjalanan majalah ini, banyak sekali liputan bergizi yang mereka terbitkan.
Belakangan, lembaga ini tidak hanya menerbitkan majalah standarnya. Mereka juga sempat serius menerbitkan National Geographic Traveler. Ini adalah majalah lebih tipis triwulanan yang khusus menjadi panduan buat pelancong.
Berbeda dengan majalah standar yang cenderung mendalam meski dengan bahasa yang memikat (saya sempat terobsesi), Traveler cenderung lebih cair dan ringan. Tulisan-tulisannya, yang mereka sebut “stories” atau “articles” seperti versi sekali gigit.
Bagaimana sih? Seperti ini misalnya:
Tampak di situ, tulisannya singkat (200-300-kata), yang dibahas sedikit (2 poin saja), dan mengundang orang untuk mengunjunginya (semacam mengiklankan).
Setelah membaca banyak “cerita” Traveler ini, kita bisa simpulkan ada beberapa hal. Sebutlah ini kunci menulis tulisan di National Geographic Traveler:
Deskripsi ala National Geographic Traveler
Selalu ada deskripsi fisik atau lokasi untuk tulisan-tulisan ini. Biasanya ini di awal tulisan. Di artikel yang dicontohkan di atas, ada deskripsi fisik elf dan jalan di bebatuan Islandia.
Deskripsi ini memudahkan orang membayangkan lokasi yang diceritakan di artikel tersebut. Belum datang pun, orang dibuat memiliki gambaran di kepala.
Keunggulan Destinasi
Yang dibahas biasanya adalah keunggulan destinasi, tapi tidak banyak. Dalam satu tulisan sepanjang 200-300 kata itu, biasanya hanya satu atau dua keunggulan yang dibahas.
Di artikel di atas, yang dibahas adalah keseriusan Islandia mengajak orang mempercayai mitos elf. Tidak hanya tempatnya yang diatur, tapi juga bahkan ada kuliah singkat tentang elf.
Elemen Personal
Banyak dari artikel-artikel Traveler ini yang menyertakan aspek personal. Aspek-aspek personal ini bisa berbentuk kutipan narasumber maupun anekdot dari seseorang.
Aspek personal ini membuat pengalaman tentang destinasi lebih mudah dipercaya. Ada semacam usaha membuat pembaca percaya bahwa ini adalah tempat yang dinikmati orang.
Foto-foto Memukau
Tidak ada yang membantah bahwa National Geographic adalah jaminan mutu untuk urusan fotografi. Mulai fotografi alam sampai human interest, fotografi majalah yang satu ini sudah banyak yang melekat di otak penduduk bumi.
Hal ini juga berlaku untuk artikel-artikel di Traveler. Foto-foto yang menyertai selalu memukau. Kadang menyoroti warna alam, kadang menyoroti ekspresi manusia.
Nada Positif
Karena Traveler cenderung mengajak orang berkelana, maka nada yang diusung pun cenderung antusias, optimis, mengajak, dan semua yang positif.
Ini berbeda dengan nada yang dipakai di National Geographic standar. Di majalah standar, nadanya cenderung menyesuaikan dengan kebutuhan. Ada kalanya gagah (dalam artikel petualangan), ada kalanya murung (dalam artikel yang membahas tentang kepunuhan).
Inilah 5 kunci untuk menulis artikel atau cerita ala NatGeo Traveler yang bisa kita coba. Coba lakukan ini ke tempat-tempat yang menyentuh hati kalian dan kalian ingin orang lain mengunjungi.
Tapi ingat, sebelum memutuskan mengajak orang ke destinasi itu, pastikan bahwa destinasi itu memang aman untuk dikunjungi banyak orang.
Jangan sampai mengajak orang ke tempat-tempat yang mestinya hanya boleh dibiarkan sendiri. Nah, di sinilah kita perlu mempertimbangkan pariwisata yang bertanggung jawab. Tunggu sebentar lagi pembahasan tentang itu ya.