di emperan restoran
butir-butir badai jatuh pasrah di atas paving,
sebagian terlenting menyentili sepatu,
ujung-ujung benang lepas di tungkai celana,
aku memunggungi warna,
memandang kaca menggambar pertokoan
lebih kelam lagi.
kuku-kuku kasar mencakari perut
perempuan utara berbadan cemara
berambut perbukitan selatan
siapa yang mengundang pak tua gundul
untuk bercerita vietnam dan korea
mungkin dia yang menggarap hujan
menjadikannya screen saver
kita tahu pasti berhenti
begitu backlight mati
dan gadis jilbab putih di teduhan sana
menemukan hotel yang menunggunya