Dia Kesal

Dia kesal ketika bangun telat pagi ini dan istrinya sudah berangkat kerja. Di ruang tamu terlihat lembar-lembar uang kertas berceceran, sebagian masih terikat, sebagian lagi terlipat. Menyebalkan. Uang kertas menyebalkan.

Dia kumpulkan lembar-lembar itu tanpa menghitungnya. Dia ingat nanti sore ada rencana bersepeda santai dengan teman. Baiklah, pikirnya.

Baiklah, dia pun berangkat membeli sepeda gunung yang cukup nyaman. Dia pilih sepeda logam titanium yang ringan dengan kelengkapan rem dan suspensi yang kira-kira tidak akan merepotkannya.

Dalam perjalanan pulang, dia mampir ke toko elektronik. Dia baru saja ingat–maklum pelupa–kalau dia juga perlu beli kamera DSLR untuk mengabadikan momen pertemuan dengan kawannya. Kali ini pinginnya dia beli yang entry level saja. Tapi kalau bisa yang punya fitur WIFI. Dia malas kalau harus transfer-transfer ke telpon pintarnya saat harus mengunggah foto-fotonya ke Instagram nanti. Dia sendiri sudah mulai ragu kemampuan telpon pintar yang sudah beberapa bulan ini dia pakai.

WP_20151104_030

Written By

More From Author

(Terjemahan Cerpen) Mereka Terbuat dari Daging karya Terry Bisson

“Mereka terbuat dari daging.” “Daging?” “Daging. Mereka terbuat dari daging.” “Daging?” “Tak diragukan lagi. Kami…

Thank You, Dua Satu! Let’s Go Loro Loro!

Beberapa menit lagi 2021 sudah usai dan saya perlu menuliskan satu catatan kecil biar seperti…

(Resensi) Puser Bumi oleh Mas Gampang Prawoto

Berikut resensi terakhir dalam seri tujuh hari resensi. Kali ini kita ngobrol soal buku puisi…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *