Mungkin Hanya Teman

Beberapa langkah sebelum tiba di seberang jalan, lampu marka penyeberangan sudah berubah. Gambarnya sekarang tangan merah, melarang orang menyeberang. Di saat-saat seperti ini, Misdi selalu ingat salah adegan di film Rain Man, ketika Dustin Hoffman menyeberang jalan di sebuah kota kecil dalam perjalanan ke Los Angeles bersama Tom Cruise. Eh, kota mana ya itu? batin Misdi. Mungkin aku perlu menyempatkan ke sana, pikir Misdi, kalau aku bebas nanti, kalau bebas bertualang nanti. Mungkin di sekitar Oklahoma. Di film itu, tokoh autis yang diperankan Dustin Hoffman berhenti di tengah jalan saat menyeberang karena lampu penyeberangan berubah merah. Misdi selalu tersenyum mengingat adegan itu.

Sejenak kemudian dia teringat Frannie lagi. Dia langsung menoleh, tapi terlambat. Mobil sedan pink Frannie sudah menjauh berbelok ke utara, di Jalan Harriet B. Tubman. Dia hanya mengenali dengan jelas beberapa stiker di ujung kiri bawah kaca belakang mobil itu. Dia tidak sempat memperhatikan pakaian Frannie. Sudah beberapa minggu dia tidak bertemu Frannie, sejak perbincangan di food court tentang rencana-rencananya. Misdi tidak ingat apakah Frannie tadi memakai T-Shirt hijau pupus atau pink bertuliskan nama negara bagian (yang maaf tidak bisa saya sebutkan). Frannie, dan teman-temannya sesama anak sorority suka sekali pakai kaos-kaos semacam itu, hijau pupus, pink, kuning pucat, dsb di musim semi dan musim panas. Mungkin dia pernah menanyakan kecenderungan itu kepada Frannie, tapi dia tidak yakin kapan. Atau, mungkin Misdi memang tidak pernah menanyakannya karena takut membuat Frannie tersinggung.

Hubungannya dengan Frannie selalu dipenuhi keraguan, ketakutan. Frannie sendiri sangat terbuka dan berani berbicara tentang banyak hal, menanyakan ini-itu tentang Indonesia, yang awalnya hanya dia kenal dari Starbucks sebagai negara penghasil kopi “medium roast.” Dia menanyakan tentang perkebunan kopi di Sumatera, yang tentu saja Misdi tidak tahu sama sekali. Belakangan, Frannie juga bertanya tentang G30S setelah menonton film The Act of Killing, yang membuat Misdi harus membaca beberapa artikel dulu sebelum menjawabnya. Frannie juga bertanya tentang Islam, membandingkannya dengan hasil perbincangan di Kajian Injil yang dia ikuti tiap Rabu malam. Frannie seberani itu, sementara Misdi sendiri agak-agak takut bertanya tentang Ku Klux Klan dan apakah keluarga Frannie orang Demokrat atau Republikan. Hanya dalam urusan hiking saja Misdi bisa benar-benar bisa sangat bebas dengan Frannie.

Siapa laki-laki yang duduk di mobil dengan Frannie tadi? batin Misdi. Mungkin hanya teman, figuran, yang bahkan tidak perlu diberi nama. Dia hanya “mahasiswa 1” atau “teman Frannie.”

 

 

Written By

More From Author

(Terjemahan Cerpen) Mereka Terbuat dari Daging karya Terry Bisson

“Mereka terbuat dari daging.” “Daging?” “Daging. Mereka terbuat dari daging.” “Daging?” “Tak diragukan lagi. Kami…

Thank You, Dua Satu! Let’s Go Loro Loro!

Beberapa menit lagi 2021 sudah usai dan saya perlu menuliskan satu catatan kecil biar seperti…

(Resensi) Puser Bumi oleh Mas Gampang Prawoto

Berikut resensi terakhir dalam seri tujuh hari resensi. Kali ini kita ngobrol soal buku puisi…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *