Apa yang bisa kita lakukan saat komputer atau laptop atau netbook kita masih tetap saja agak-agak lambat meskipun kita sudah memakai sistem operasi Ubuntu Linux? Bertahun-tahun yang lalu saya menulis tentang meningkatkan kecepatan netbook Ubuntu dengan cara meng-uninstall compiz. Sekarang, setelah berbagai versi Ubuntu saya pakai, setelah berbagai peningkatan yang hadir di Ubuntu, saya menemukan lagi cara baru untuk memaksimalkan kecepatan komputer Ubuntu Anda, yaitu dengan menggunakan desktop environment LXDE atau XFCE !
Oh ya, ada sedikit catatan: saran ini khususnya bagi Anda yang tidak keberatan kehilangan satu dua kemewahan grafis asalkan mendapatkan kenyamanan maksimal dalam berselancar di dunia maya dan menjalan pekerjaan kantor semacam mengetik dan menghitung.
Ya, begitulah. Kali ini solusi yang diambil untuk mempercepat Ubuntu lebih radikal dari solusi yang sebelumnya. Kalau sebelumnya kita hanya melepas Compiz, yang merupakan satu elemen dari desktop environment Gnome, sekarang solusinya lebih jauh lagi. Solusinya saat ini adalah mengganti Gnome dengan desktop environment yang lebih ringan, yaitu LXDE (Lightweight Desktop Environment) atau XFCE. Sekadar mengingatkan, LXDE dan XFCE adalah desktop environment yang digunakan untuk Lubuntu dan Xubuntu.
Oh ya, sekadar memberi tahu, Ubuntu versi-versi terbaru, misalnya 14.10 atau 15.04, sudah menggunakan desktop environment baru yang bernama Unity, yang sudah menjadikan Compiz bagian yang tak terpisahkan. Jadi, bisa dibilang, untuk benar-benar memperingan Ubuntu, satu-satunya pilihan adalah dengan mengubah desktop environment.
Baiklah, terus bagaimana cara menginstall LXDE atau XFCE untuk menggantikan Unity? Seperti biasa, saya mohon maaf kalau mengulang-ulang kata kunci ini. Semuanya demi menjaring peselancar di google!
Begini, cara mudah menginstall LXDE atau XFCE:
- Buka Terminal
- Ketik “sudo apt-get install lxde” untuk menginstall LXDE; atau
- Ketik “sudo apt-get install xfce” untuk menginstall XFCE.
Mudah, kan? Begitulah. Sebenarya postingan ini memang cuma butuh empat baris saja. Tapi, yah, karena saya suka ngobras, mending begini saja. Lagipula, postingan panjang bisa membuat blog kita tampak seolah berbobot. Betul, tidak? 🙂