Patti Smith dan Upaya Mentransfusi “Smells Like Teen Spirit”

Hari ini saya menemukan* satu hal yang tidak standar, “Smells Like Teen Spirit” dari Nirvana dimainkan oleh Patti Smith. Tidak standar tentu saja. Patti Smith yang menjadi tulang punggung proto-punk memainkan salah satu masterpiece “punk” dari era dua dekade di bawah angkatannya. Tentu saja saya memakai istilah “punk” di sini lebih berhubungan dengan etos, sikap, perilaku. Dan selalu, kejadian seperti ini mendatangkan berbagai pikiran bungah hati.

Yang namanya Patti Smith, sosok yang nglakoni “punk” dengan merdeka itu, tentu tidak akan puas hanya mengkover sebuah lagu. Tidak. Beliau tidak hanya mengkover, tapi juga merevivalisasi, merejuvenasi, menghidupkan kembali, dengan sumbangan darah dan jiwa. Dia interpretasi ulang lagu itu demi menghadirkan pembacaan yang lebih simpel atas nada-nadanya. Musiknya menjadi lebih sesuai kecenderungan Kurt Cobain di akhir masa hidupnya (lebih sederhana), dan sesuai juga dengan kecenderungan sepuluh tahun terakhir para musisi lain yang seringkali dimasukkan ke “grunge bandwagon” seperti alm. Chris Cornell (di album Songbook) dan Tuan Eddie Vedder (lihat album Into the Wild dan Ukulele Songs).

Patti Smith menggunakan aransemen yang lebih sederhana. Terdengar di sana elemen-elemen folk Amerika atau Americana seperti banjo atau mandolin–saya perlu dengar sekali lagi untuk memastikan. Seringaian Kurt Cobain menjadi lebih pasrah. Yang ini berbeda sekali dengan interpretasi Paul Anka yang cenderung menggelontor “teen spirit” dalam lagu ini dan menjadikannya “presentable” seperti musik yang “mature”.

Pesan khusus untuk Paul Anka: Maaf, Paul, seindah apapun aransemenmu, aku tidak menemukan Kurt di situ, apalagi kau ubah “load up on guns” menjadi “load up, load up.” Musikmu seksi, tapi musik Kurt ekspresi. Musikmu kau sajikan bagi kami, tapi musik Kurt hanya meminta kami mengerti.

Kembali ke interpretasi Patti Smith, “Smells Like Teen Spirit” mendapatkan aksesori, semacam sematan bros di dada. Aksesori itu adalah spoken words khas Patti Smith (yang juga sangat lazim di kalangan proto-punk maupun para pelakon “punk” lain seperti Henry Rollins. Jangan lupa, bahkan Bernie Sanders (sang mantan calon capres Amerika Serikat itu) pernah suatu kali rekaman spoken words, bukan tanpa terpengaruh musisi punk–dia mendukung para musisi punk lokal negara bagian Vermont saat masih jadi politisi dan aktivis muda. Untuk “Teen Spirit,” Patti Smith memberikan spoken words yang (mungkin tidak mengejutkan bagi Anda) sangat terasa aura Beat Generation-nya. Anda akan lihat nanti di bawah ini. Tapi sebelumnya,  biarkan saya dukung klaim saya: puisi Patti Smith sangat terasa senada dengan bagaimana Allen Ginsberg membuka puisi ikonik “Howl” yang berbunyi ” I saw the best minds of my generation destroyed by madness, starving hysterical naked.” Ada kehancuran, kerusakan badani, kepayahan, dan sejenisnya, membuka puisi ini. Patti Smith menyelipkan itu seolah ingin memperkuat semangat “Teen Spirit.”

Sebagai penikmat, saya tentu memiliki interpretasi sendiri, dan tidak sepenuhnya setuju dengan Patti Smith. Bagi saya, “Teen Spirit” menguarkan kebrutalan semangat muda, tapi menunjukkan aura positifnya yang bersedia menerima siapa saja “a mulatto, a mosquito, an albino, my libido” (segala hal yang seringkali dikesampingkan).

Tapi, tetap saja, sebuah interpretasi yang dilakukan dengan total selalu bisa mendapatkan penghargaan tersendiri. Dan di sini, saya ingin menghargainya dengan menerjemahkan spoken words Patti Smith tersebut. Silakan periksa upaya awal ini dan sarankan perbaikan kalau perlu:

tangan hampa kesucian
menghidupi jalan derita,
dan anak-anak liar yang diburu mencabik-cabik tirai,
menggulung kafan jasad dunia yang yang dikerubuti lalat
menggulingkan meja berhias burung tumbal dari perak,
memukul gendang kulit kambing,
maju dengan tangan terentang
selagi kita mencekoki mereka dengan merkuri, nitrat, asbestos,
bom-bom bayi meledak biru
burung pemakan bangkai mengorek sisa-sisa bakaran
anak-anak penggilingan, anak-anak pembuangan,
mengantuk, buta huruf, tikus-tikus kecil kusut,
ketakutan, menghirup cat,
melayang meninggalkan kepala plontos mereka,
terlupakan, memulung, anak-anak sihir,
bermulut kotor, berhalusinasi…

https://youtu.be/M_ciiCyxOJA

* Saya tahu tentang versi ini berkat sebuah tweet yang diretweet oleh mas Samack.

Written By

More From Author

(Terjemahan Cerpen) Mereka Terbuat dari Daging karya Terry Bisson

“Mereka terbuat dari daging.” “Daging?” “Daging. Mereka terbuat dari daging.” “Daging?” “Tak diragukan lagi. Kami…

Thank You, Dua Satu! Let’s Go Loro Loro!

Beberapa menit lagi 2021 sudah usai dan saya perlu menuliskan satu catatan kecil biar seperti…

(Resensi) Puser Bumi oleh Mas Gampang Prawoto

Berikut resensi terakhir dalam seri tujuh hari resensi. Kali ini kita ngobrol soal buku puisi…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *