(Resensi) Jejak Langkah Dosen & Tendik UM di Luar Negeri

“The real voyage of discovery consists not in seeking new landscapes, but in having new eyes.” Marcel Proust. 

Tentu ada banyak alasan kenapa kita ingin ke luar negeri. Di antara para dosen dan tendik ini, ada yang ingin mengejar satu bidang tertentu, profesor tertentu, pengalaman non-akademis tertentu, atau murni karena memang ada yang membutuhkan. 

Lihatlah buku Jejak Langkah Dosen dan Tendik UM di Luar Negeri. Saya dapat bukunya gratis dari website ini.

Berjuang keras untuk bisa ke luar negeri itu cenderung kita hubungkan dengan ambisi, dan tidak jarang ambisi itu menjadi negatif. Menariknya buku ini adalah, banyak di antara tulisan yang terangkum di buku ini menunjukkan etos yang justru menjadikan perjuangan untuk bisa berangkat dan bekerja/belajar di luar negeri itu begitu manusiawi. 

Tidak jarang si pelaku harus belajar menerima kenyataan, berdamai dengan kondisi, bernegosiasi dengan ekspektasi. Kesulitan adalah bagian dari usaha, dan keberhasilan juga berjalan seiring dengan kegagalan. 

Semoga kalian semua dapat kesempatan melipir sedikit dari arus rutinitas dan menjelajahi lansekap baru, tidak semata-mata untuk menikmati lansekap itu, tapi agar mata kita terlatih melihat dengan cara yang tidak biasanya. 

Ya seperti kata Marcel Proust, ahlinya ahli dalam hal merenungkan hal-hal yang lampau, yang sudah nyaris hilang, atau kadung lewat.

Sayang memang tidak semua orang seberuntung itu bisa dapat kesempatan belajar, meneliti, atau ikut workshop ke luar negeri (atau merasakan kerja bareng dengan peneliti asing). Tapi, kalau ada kesempatan, ya bisa lah dicoba.

Kabarnya batas maksimal LPDP jadi 47 tahun ya, ges?

Written By

More From Author

(Terjemahan Cerpen) Mereka Terbuat dari Daging karya Terry Bisson

“Mereka terbuat dari daging.” “Daging?” “Daging. Mereka terbuat dari daging.” “Daging?” “Tak diragukan lagi. Kami…

Thank You, Dua Satu! Let’s Go Loro Loro!

Beberapa menit lagi 2021 sudah usai dan saya perlu menuliskan satu catatan kecil biar seperti…

(Resensi) Puser Bumi oleh Mas Gampang Prawoto

Berikut resensi terakhir dalam seri tujuh hari resensi. Kali ini kita ngobrol soal buku puisi…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *