Buku ini kita orang punya sejak 2022, tapi baru beberapa minggu lalu ada alasan cukup kuat untuk membacanya. Demikianlah kira² cerita lazim banyak pembeli buku. Bukunya dulu dapat waktu @pelangisastra diundang bedah bukunya di Gramed Matos. Ada Oom Hendry juga, datang, berdiskusi, dan akhirnya sy nebeng foto bareng.

Tapi, banyak yang mendesak menuntut dibaca, ada buku dari tahun sebelumnya yang belum selesai dibaca, ada ini, ada itu, adududududu ku tak percaya.
Tapi, ajakan diskusi dari @perkumpulan_eutenika di @kafe.pustaka beberapa waktuyang lalu adalah “jalaran” yang cukup kuat. Buku 550-an halaman ini pun kita selami dengan nikmat, senikmat nonton Star Trek: Picard beberapa waktu lalu.
Memasuki sci-fi adalah selalu memasuki sebuah semesta yang banyak miripnya dengan semesta kita, tapi disertai banyak juga perbedaan hukum dan cara kerja. Kita memasuki “cognitive estrangement” atau situasi keasingan kognitif. Tidak banyak yang mengakui, memasuki semesta sci-fi membutuhkan keikhlasan untuk menerima sesuatu yang memang tidak nyata, tapi konsisten. Tanpa keikhlasan itu, dunia sci-fi hanya akan kita anggap sebagai dunia angan-angan tak berguna. Padahal, di setiap usaha pembentukan dunia (world building) di semesta itu ada penolakan, penafian, hiperbolisasi, imajinasi alternatif, dan pengolahan ilmiah sastrawi dari dunia yang kita tempati.
Ikhlas memasuki dunia sci-fi adalah ikhlas mempertanyakan, mereka ulang, dan mencari alternatif atas kehidupan hari ini.
Hitam 2045 adalah buku harian yang ditulis Agni, seorang pemuda 19 tahun dari Jakarta pada tahun 2044. Dia seorang pilar muda, kelompok anak muda “kelas perak” yang lolos seleksi genetis unggul yang berpotensi sebagai abdi negara dan diambil untuk didik oleh negara sejak usia 7 tahun. Di sini, Indonesia memiliki kelas perunggu atau rakyat biasa dan kelas emas (hanya tiga orang, presiden, panglima militer, dan perdana menteri).
Di masa ini, Indonesia sudah semaju Wakanda, ekonomi terkuat di dunia, militer tercanggih, dan telah menganeksasi wilayah² sekitarnya. Ibukota di IKN, Jakarta, blablabla…
Tapi Agni tokoh kita resah. Ada yang tidak beres. Ada big brother is watching you. Kita pembaca juga resah..