Resensi atas Burnt by the Sun (1995) oleh Alan A. Stone

Inilah resensi Alan A. Stone atas film Rusia peraih Oscar tahun 1995 berjudul Burnt by the Sun. Film Burnt by the Sun berkisah tentang satu hari yang menentukan bagi Mitya, seorang agen polisi rahasia NKVD (cikal bakal KGB), kolonel Sergei Kostov, seorang pahlawan revolusi Bolshevik yang telah pensiun dan menjalani hidup bahagia di desa bersama rakya Rusia yang mencintainya dan keluarga kecilnya dan keluarga besar istrinya, dan Nadia. 

Salah satu yang perlu dihargai dari resensi Alan A. Stone ini adalah pandangannya bahwa Nikita Mikhalkov (sutradara, penulis sekaligus tokoh utama dalam film ini) memberikan gambaran sejarah yang tidak representatif atas masa awal pemerintahan Stalin. Film ini berkutat pada sebuah keluarga yang bisa menikmati hidup bahagia di tengah-tengah rezim Stalin yang keras, yang baru saja mulai bergulir pada tahun 1936 itu (latar temporal film ini). 

Salah satu sorotan kedua dari Alan A. Stone (btw, saya sudah sangat suka resensi-resensi Alan A. Stone sejak panjenenganipun menulis resensi atas Pulp Fiction) adalah bahwa menurutnya Nikita Mikhalkov adalah seorang sutradara yang tidak memiliki pandangan politik. Dia sangat kuat dalam membangun plot dan karakterisasi tokoh-tokohnya, tapi kurangnya sikap politik (yang sebelumnya telah membuatnya membuat film-film yang tidak menunjukkan oposisi kepada pemerintahan Soviet, yang artinya tidak menentang represi rezim) dalam film ini membuat Alan A. Stone menyebut film Burnt by the Sun ini sebagai film yang sangat manusiawi tapi tidak punya jiwa. Bagaimana bisa begitu? 

Resensi atas Burnt by the Sun (1995) oleh Alan A. Stone

Written By

More From Author

(Terjemahan Cerpen) Mereka Terbuat dari Daging karya Terry Bisson

“Mereka terbuat dari daging.” “Daging?” “Daging. Mereka terbuat dari daging.” “Daging?” “Tak diragukan lagi. Kami…

Thank You, Dua Satu! Let’s Go Loro Loro!

Beberapa menit lagi 2021 sudah usai dan saya perlu menuliskan satu catatan kecil biar seperti…

(Resensi) Puser Bumi oleh Mas Gampang Prawoto

Berikut resensi terakhir dalam seri tujuh hari resensi. Kali ini kita ngobrol soal buku puisi…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *