Laporan Studi Banding Episode 2 – Fasilitas untuk Orang-orang dengan Keterbatasan Fisik (Bag. 1)

Berikut ini Laporan Studi Banding mingguan dari Cak Misdi. Kali ini, tema yang diangkat Cak Misdi adalah “Fasilitas buat Orang-orang dengan Keterbatasan Fisik (Bag. 1).” Silakan dilihat dan semoga dinikmati.

[youtube http://www.youtube.com/watch?v=0typ-_VOmqM]

Buat yang karena satu atau lain hal tidak dapat melihat video ini, silakan baca transkripsi video tersebut di sini:

Saudara-saudara sesama warga negara Republik Indonesia yang saya cintai,
Bapak ibu guru dan dosen institusi negeri maupun swasta yang saya kagumi,
Dan bapak ibu anggota DPR RI penggemar studi banding yang kurang saya hormatI,
Anda berjumpa lagi dengan “Laporan Studi Banding” dari Amerika sebelah sini.

Kali ini saya ingin berbagi tentang sarana dan prasarana buat orang-orang berkebutuhan khusus atau orang-orang berketerbasan fisik yang ada di Amerika sebelah sini. Tentu saja dalam video dua menitan ini mustahil saya bisa merangkum semua fasilitas buat orang-orang berketerbatasan fisik yang ada di sini.

Untuk itu kita akan mulai saja laporan studi  banding untuk topik ini dengan yang paling bawah. “Paling bawah” di sini bermakna harfiah, yaitu apa-apa yang di bawah kita: yaitu JALAN!

Di seputaran kampus University of Arkansas at Fayetteville ini, Anda akan melihat penataan jalan yang unik. Seperti lazimnya di seluruh dunia, trotoar cenderung lebih tinggi dari aspal jalan. Tapi, di bagian-bagian ketika pejalan kaki harus turun ke jalan untuk menyeberang, Anda bisa lihat bahwa ada bagian yang melandai, yang menghubungkan jalan dengan trotoar.

Bagian ini ditujukan untuk para pengguna kursi roda, sehingga memudahkan mereka berpindah dari trotoar ke jalan atau sebaliknya. Dengan ini, kursi roda tidak perlu langsung anjlok ke jalan atau kursi roda tidak perlu diangkat ke trotoar dari jalan. Untuk itu, seorang berkursi roda bisa berharap berkeliling kampus dengan mudah tanpa bantuan siapapun. Kemandirian mereka pun bisa tercapai.

Selain trotoar, di seluruh kampus University of Arkansas ini, Anda bisa melihat jalur beton membelah taman dan menjembatani antara bagian-bagian yang ketinggiannya berbeda. Jalur-jalur ini disebut dengan Accessible Route. Untuk kota Fayetteville secara umum yang berbukit-bukit, dan kampus University of Arkansas khususnya, penyediaan Accessible Route ini sangat berarti. Mungkin sekilas bagian-bagian ini akan tampak seperti gaya tata taman yang teratur saja, tapi bila Anda perhatikan lagi, semua ini juga memiliki orientasi fungsi. Jalur-jalur inilah yang memungkinkan siapa saja, baik yang berjalan kaki, bersepeda, berkursi roda, atau bahkan berjalan dengan bantuan tongkat untuk mengakses seluruh bagian kampus. Karena itulah bagian ini disebut “Accessible Route.”

Dan jangan lupa, tidak sedikit pengguna kursi roda yang menggunakan kendaraan bermotor, baik itu yang mengendarai sendiri maupun yang diantarkan orang lain. Di sini, adalah sebuah kewajiban untuk menyediakan ruang parkir khusus untuk orang-orang berketerbatasan fisik dan manula. Setiap gedung milik umum yang memiliki tempat parkir pasti menyediakan beberapa slot parkir yang disebut “Accessible Parking” ini. Bahkan, akhir-akhir ini mulai banyak kompleks apartemen yang secara tegas menyatakan bahwa tempat mereka ramah (secara fungsi) kepada orang-orang berkebutuhan khusus.

Begitu juga dengan urusan memasuki gedung. Hampir semua gedung memiliki lantai lebih tinggi dari tanah di sekelilingnya. Bila lazimnya kita menggunakan tangga, orang-orang berkursi roda tentu tidak semudah itu menaiki undak-undak tangga. Maka, di sinilah diperlukan jembatan khusus yang memungkinkan pengguna kursi roda memasuki gedung dengan tanpa kesulitan, seperti halnya non-pengguna kursi roda yang tidak kesulitan menaiki tangga.

Jembatan ini wajib ada di bangunan-bangunan publik. Dalam sebuah serial komedi situasi tentang komunitas muslim di suatu kota kecil di Kanada, masjid mereka tidak bisa secara resmi diterima sebagai bangunan kota hanya karena mereka lupa membuat jembatan khusus pengguna kursi roda, padahal petugas pengawas dari balai kota adalah seorang perempuan berkursi roda.

Written By

More From Author

(Terjemahan Cerpen) Mereka Terbuat dari Daging karya Terry Bisson

“Mereka terbuat dari daging.” “Daging?” “Daging. Mereka terbuat dari daging.” “Daging?” “Tak diragukan lagi. Kami…

Thank You, Dua Satu! Let’s Go Loro Loro!

Beberapa menit lagi 2021 sudah usai dan saya perlu menuliskan satu catatan kecil biar seperti…

(Resensi) Puser Bumi oleh Mas Gampang Prawoto

Berikut resensi terakhir dalam seri tujuh hari resensi. Kali ini kita ngobrol soal buku puisi…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *