Masjid al-Aqsa, Kubah Batu, dan Urutan Sejarah

Apakah yang kita tahu tentang Masjid al-Aqsa dan Kubah Batu?

Masjid al-Aqsa adalah sebuah masjid yang terletak di kawasan Kuil Sulaiman (Temple Mount). Di kawasan Kuil Sulaiman itu terapat bangunan bernama Kubah Batu (The Dome of the Rock), yang seringkali disalahterjemahkan sebagai “Masjid Kubah Batu” (saya sebut ini salah karena bangunan itu bukanlah masjid). Kawasan Kuil Sulaiman ini awalnya adalah bangunan ibadah Yahudi yang pertama kali dihancurkan pada tahun 556 SM dan kemudian hancur untuk yg kedua kalinya pada tahun 70 M.

Apakah Masjid al-Aqsa ini juga “masjid al-aqsa” (atau artinya “masjid terjauh”) yang ada di ayat alquran yang menarasikan perjalanan malam “isra miraj”?

Bukan. Bangunan Masjid al-Aqsa ini dibangun pada masa Kaisar Umayyad Abdul Malik pada tahun 705. Sementara, sebagaimana menurut sumber Muslim, alquran diwahyukan antara tahun 610-632. Kembali ke masjid al-Aqsa, justru masjid ini diberi nama berdasarkan ayat al-quran yang menyebutkan tentang “masjid terjauh” itu. Jadi, mempercayai bahwa Masjid al-Aqsa yang berdiri sekarang sebagai masjid di mana Nabi Muhammad naik ke langit dalam perjalanan isra miraj adalah kepercayaan yang perlu diluruskan.

Terus bagaimana dengan Kubah Batu? Kenapa itu bukan masjid?

Kubah Batu bukanlah masjid karena bangunan ini (yang posisinya lebih ke tengah di kawasan Kuil Sulaiman) didirikan oleh pemerintahan Umayyad sebagai peringatan atas kuil sulaiman. Di bagian tengah dari bangunan yang landasannya berbentuk persegi enam ini terdapat sebongkah batu besar yang dipercaya sebagai bongkahan batu dari Kuil Sulaiman. Selain itu, bangunan ini bukan masjid karena memang tidak ada 1) mihrab, 2) tembok yang menjadi orientasi arah kiblat, dan 3) baris-baris shaf. Jadi, kata “batu” dalam nama “Kubah Batu” itu merujuk pada bongkahan batu raksasa yang dinaungi kubah bangunan ini. Kubahnya sendiri sekarang berlapis emas.

Written By

More From Author

(Terjemahan Cerpen) Mereka Terbuat dari Daging karya Terry Bisson

“Mereka terbuat dari daging.” “Daging?” “Daging. Mereka terbuat dari daging.” “Daging?” “Tak diragukan lagi. Kami…

Thank You, Dua Satu! Let’s Go Loro Loro!

Beberapa menit lagi 2021 sudah usai dan saya perlu menuliskan satu catatan kecil biar seperti…

(Resensi) Puser Bumi oleh Mas Gampang Prawoto

Berikut resensi terakhir dalam seri tujuh hari resensi. Kali ini kita ngobrol soal buku puisi…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *