Belajar Idiom: “Blue Collar Forty”

Mari belajar idiom bahasa Inggris lagi. Kali ini saya ingin membagi sepotong lirik lagu country berjudul “Homeboy” yang dinyanyikan oleh Eric Church. Lagu ini diawali dengan gambaran seorang “homeboy,” lelaki awal dewasa yang lontang-lantung gak punya kerjaan dengan penampilan stereotipikal “dengan tato di leher, berjaket dengan tudung ala hip-hop, celana gombrong mlorot menyapu jalan, mengumpat-umpat mama dan berani sama papa.” Nah, idiom baru yang ingin saya bagi ada di bait kedua yang berbunyi:

Homeboy your gonna wish one day you were sittin’ on the gate of a truck by the lake
with your high school flame on one side, ice cold beer on the other
Ain’t no shame in a blue collar forty, little house little kids little small town story
If you don’t ever do anything else for me just do this for me brother, come on homeboy

Di situ terlihat nasihat aku lirik lagu tersebut. Hematnya, suatu saat kelak kamu pasti berharap nggak menghabiskan waktu seperti sekarang ini. Kelak, kamu pasti membayangkan “kenapa dulu aku nggak duduk-duduk di bak truk tepi danau bersama “high school flame” atau “pacar masa sekolah” dan mencekik botol bir dingin (disclaimer: bir dalam konteks musik country dan kehidupan Amerika pada umumnya adalah minuman santai yg tidak sekeras liquor atau miras).

Di situ juga ada nasihat “kelak kamu akan berharap tidak malu dengan ‘blue collar forty’.” Idiom ini mengacu kepada pekerjaan kasar. Kata “blue collar,” seperti kita tahu, mengacu pada apa-apa saja yang sifatnya kasar atau rendahan. Sementara kata “forty” di sini diartikan pekerjaan karena merupakan kependekan dari “forty hours a week,” atau jam kerja full time selama seminggu, lima hari kerja dan setiap harinya delapan jam.

Written By

More From Author

(Terjemahan Cerpen) Mereka Terbuat dari Daging karya Terry Bisson

“Mereka terbuat dari daging.” “Daging?” “Daging. Mereka terbuat dari daging.” “Daging?” “Tak diragukan lagi. Kami…

Thank You, Dua Satu! Let’s Go Loro Loro!

Beberapa menit lagi 2021 sudah usai dan saya perlu menuliskan satu catatan kecil biar seperti…

(Resensi) Puser Bumi oleh Mas Gampang Prawoto

Berikut resensi terakhir dalam seri tujuh hari resensi. Kali ini kita ngobrol soal buku puisi…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *