Ada Apa Sebelum Penciptaan Semesta?

Tentu saya tidak akan bisa memberikan jawaban atas pertanyaan agung seperti ini dalam sebuah postingan blog. Saya cuma akan menyarikan hasil perdebatan antara Bill Nye dan Ken Ham khususnya seputar pertanyaan ini. 

Saat ditanya begitu, Bill Nye menjawab: “Tidak tahu,” terus dilanjutkan, “Itulah yang menjadi pertanyaan para ilmuwan.” Kira-kira begitulah jawaban dia, dan saya hanya merekonstruksi saja pernyataan tersebut. Intinya, dia menunjukkan bahwa bahkan para ilmuwan pun hingga saat ini belum tahu. Selama ini, yang ada hanyalah teori bahwa pada awalnya terjadi sebuah ledakan. Serpihan ledakan itu menyebar ke seluruh jagad raya menjadi bintang-bintang dan planet-planet. Teori ini disebut Teori Ledakan Agung (The Bing Bang Theory). Bagaimana ceritanya orang bisa sampai pada teori ini? Silakan digoogle, dijamin menarik dan memperluas wawasan.

Kembali lagi soal sikap ilmuwan dalam hal ini, kita bisa melihat salah satu cara pandang mendasar dalam ilmu pengetahuan: tidak tahu sebelum ada bukti. Dalam hal ini, jawaban Bill Nye (yang bukan ilmuwan per se tapi berpretensi mewakili orang yang bergerak di bidang sains) mewakili spirit sains yang tidak buru-buru membuat simpulan akhir–dan kalau pun ada simpulan akhir, simpulan itu harus siap-siap dirombak bila ada hasil temuan yang lebih menjelaskan/meyakinkan. 

Sementara itu, menurut Ken Ham, yang dalam hal ini mewakili orang yang percaya seratus persen tentang asal mula semesta menurut Kitab Kejadian, awal dari semesta adalah keputusan Tuhan untuk menciptakan semesta. Atau, kalau disederhanakan, sebelum ada apa-apa ada Tuhan. Meskipun dalam banyak hal pandangan Ham yang sifatnya Kristiani ini berbeda dengan pandangan banyak pemeluk Kristen sendiri serta pemeluk agama-agama lain yg mempercayai penciptaan Semesta oleh Tuhan (seperti muslim, misalnya), ada satu benang merah, yaitu kepercayaan bahwa Tuhan adalah yang mengawali semuanya. Dalam perbincangan santai tentang asal mula dunia dengan guru ngaji, misalnya, kita mungkin mendengar, “Semua ini kan ada asalnya. Dan jatuh saja tidak ujug-ujug jatuh, pasti ada sebabnya, entah itu tangkainya mati, atau anginnya keras, atau ada yg memetik.” Begitu juga dengan tentang asal muasal semesta, kita mungkin sering mendengar, “Lha terus, masak semesta ini ujug-ujug ada? Ya di situlah ada Tuhan, dia penyebab segala hal.” 

Kalau kita jejerkan, mungkin akan jelas perbandingannya dan kenapa seringkali satu kelompok tidak bisa meyakinkan kelompok yang lainnya. Dari sudut pandang ilmiah, hukum sebab-akibat tidak bisa ditawar-tawar lagi; dunia pasti ada awalnya, dan sebelum Ledakan Agung pun pasti ada sesuatu; tapi tidak serta-merta kita bisa memutuskan bahwa yang menyebabkan Ledakan Agung itu Tuhan. Sementara, dari sudut pandang agamis, hukum sebab-akibat sangat dipegang kuat, justru hukum inilah yang seringkali dipakai untuk mendukung argumen bahwa jagad semesta ini diciptakan “disebabkan” oleh Tuhan, baik Kita percaya Teori Ledakan Agung ataupun tidak.

Written By

More From Author

(Terjemahan Cerpen) Mereka Terbuat dari Daging karya Terry Bisson

“Mereka terbuat dari daging.” “Daging?” “Daging. Mereka terbuat dari daging.” “Daging?” “Tak diragukan lagi. Kami…

Thank You, Dua Satu! Let’s Go Loro Loro!

Beberapa menit lagi 2021 sudah usai dan saya perlu menuliskan satu catatan kecil biar seperti…

(Resensi) Puser Bumi oleh Mas Gampang Prawoto

Berikut resensi terakhir dalam seri tujuh hari resensi. Kali ini kita ngobrol soal buku puisi…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *