Masih terlihat seperti tamasya
ke negara manca yang meriah
melihat manusia dan pasarnya
mendengar cerita dan sejarah.
Hanya saja bagi kita ini uji nyali
merontokkan rambut dan gigi
memudarkan paspor dan peci
disertai dokumentasi payah.
Mungkin saja ini alih rupa
dari duka yang kadaluwarsa?