Kafe Pustaka Pamit dengan Bangga

Setelah 9 tahun, melewati badai event literasi, gelombang demi gelombang pandemi, dan pergeseran administrasi perguruan tinggi, Kafe Pustaka sore ini pamit#KafePustakaPamit

Para pengelolanya “pamit dengan bangga” menampilkan serangkaian panjang sepilihan poster berbagai event yang pernah diadakan di sini. Ada bedah buku, pemutaran film, penampilan musik, perayaan penyair, diskusi, klab baca, dan lain².

Dari tema, jenis acara, penyelenggara, pembicara, dan pesertanya, tampak jelas bahwa Kafe Pustaka yang ada di UM ini adalah as yang mempertemukan banyak jeruji. Kata orang sekarang, stakeholdernya dari berbagai kampus, berbagai kalangan, berbagai jalur persuasi.

Dari lingkungan kampus, ada civitas academica dan Tendik dari berbagai kampus di Malang terwakili (UB, UIN, UNISMA, UMM, Unmer, Universitas Ma Chung, dll) ikut aktif di sini. Bahkan ada dari Unesa. Penulis, seniman, desainer, aktivis literasi, musisi, wartawan, dan peneliti dari Malang, luar Malang, dan bahkan luar negeri terwakili.

Kita orang berkesempatan bertemu dengan Sobary, Max Lane, Marion Bloem, Okky Madasari, dan lain² di sini. Poster² acara yang menghadirkan orang² ini terpajang di pameran poster ini. Terpajang seperti baju mewah yang dijemur, sampai kemripik, agar ketika disimpan di lemari dia tidak ditumbuhi jamur.

Sore ini, para musisi andal yang banyak tampil di Kafe Pustaka hadir lagi. Ada Han Farhani, Antok Yunus (foto 5), dan Ben Lazuardi ikut mengingatkan seperti apa nilainya “establishment” ini.

Pasca pandemi sy terbilang sangat jarang mampir ke Kafe Pustaka, tapi tentu sy selalu usahakan untuk datang saat ada event yang menarik. Sekarang kita menunggu event menarik selanjutnya, bisa di koordinat yang berbeda.

Dalam perspektif Akuntansi Multi Paradigma, Kafe Pustaka punya elemen nilai lain yang tidak tertangkap oleh angka. Dan poster² dan orang ² ini mencoba menangkapnya.

Kita tunggu kabar dari David dan Denny (foto 4) dan Pak Djoko (foto 6, tepat di tengah).

Berikut ini beberapa tulisan berdasarkan kegiatan di Kafe Pustaka.

More From Author

Masjid Makbadul Muttaqin, Terang tapi Menyejukkan

Masjid di Mojosari ini dari luar tampak megah dengan kubah lancipnya yang berwarna hijau. Siapa…

Gelora Bung Karno (GBK), a Morning Oasis Amidst the Haze

If you're in Jakarta and have a two hours period of time to spend in…

Menengok Pantai Selatan di luar JLS

Tulisan ini tentang pantai selatan, tapi karena perihal perjalanannya asyik, saya tuliskan dulu perjalanannya. Baru…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *