Dua Potong – Romansa Rabiyah al-Adawiyah

Saya ketemu beberapa potong puisi Rabi’ah al-Adawiyah terjemahan Daniel Ladinsky dalam buku Love Poems from God: Twelve Sacred Voices from the East and West. Biarkan saya terjemahkan beberapa potong puisi tersebut.

Betapa Kekasihku telah
memberiku cobaan dan metamorfosa,
tapi tak sekalipun
Dia memandang seolah aku hina.
Adik-adikku,
segala yang kita lakukan di dunia ini
mendekatkan kita kepada Tuhan.

Dan berikut ini satu lagi:

SUATU HARI

Suatu hari Dia tak beranjak
setelah mengecupku.

Seperti banyak dari kita tahu, Rabiyah al-Adawiyah menurut berbagai riwayat adalah salah seorang sufi pertama yang masa hidupnya hanya berselang seratus tahun dari Nabi Muhammad. Dia terkenal sebagai seorang perempuan dari Basra yang tiada henti dikoyak-moyak hidup. Sejak muda dia dijual sebagai budak, dan kemudian dia dipaksa menjadi pelacur sampai sangat tua sekali.

Yang paling mencengangkan dari kisah Rabi’ah mungkin adalah keteguhannya untuk tetap mencintai Tuhan walaupun hidupnya–untuk ukuran kita sekarang–pasti membuat orang mengutuk Tuhan tanpa henti. Ungkapan kepercayaannya kepada Tuhan sangat khas karena dia sampaikan seperti layaknya hubungan antar kekasih. Cinta. Mengetahui latar belakang Rabi’ah ini mungkin akan membantu kita memahami puisi pertama di atas.

Meskipun tidak pernah disampaikan secara jelas oleh Rumi, banyak orang yang mempelajari Rumi mengatakan bahwa pengaruh Rabiyah dalam pandangan-pandangan Rumi sangat kuat. Bagaimana menurut Anda?

Akhirul posting, mohon dimaklumi, terjemahan ini saya buat dari terjemahan Inggris. Jadi, kecantikan bahasa puisi ini saya yakin sudah tidak lagi tersisa di sini. Untuk lebih asyiknya, saya persilakan saudara-saudara yang lancar membaca dan menulis bahasa Arab untuk mencarinya dan membuatkan versi terjemahan yang lebih pas.

Written By

More From Author

(Terjemahan Cerpen) Mereka Terbuat dari Daging karya Terry Bisson

“Mereka terbuat dari daging.” “Daging?” “Daging. Mereka terbuat dari daging.” “Daging?” “Tak diragukan lagi. Kami…

Thank You, Dua Satu! Let’s Go Loro Loro!

Beberapa menit lagi 2021 sudah usai dan saya perlu menuliskan satu catatan kecil biar seperti…

(Resensi) Puser Bumi oleh Mas Gampang Prawoto

Berikut resensi terakhir dalam seri tujuh hari resensi. Kali ini kita ngobrol soal buku puisi…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *