(Terjemahan) Tahajud – Adnan al-Sayegh – Relevan di Tengah Polah Tingkah ISIS

Di Irak sedang ramai berita tentang ISIS (Islamic State of Iraq and Syria). Kelompok Sunni yang kebetulan beraliran keras ini sudah semakin meresahkan publik dunia, termasuk orang-orang Islam sendiri yang sangat tidak setuju dengan berbagai tindak kekerasan–yang menurut berbagai media dan menurut video-video yang diluncurkan oleh ISIS sendiri–telah dilakukan oleh ISIS. Bagi orang-orang Islam yang masih percaya bahwa agama mereka adalah welas asih bagi jagad raya, yang percaya kedamaian sesama manusia lebih indah (dan lebih dicintai Allah), tentu ISIS adalah gerakan yang juga mencoreng muka mereka, menganulir segala hal tentang Islam yang telah mereka kampanyekan kepada, terutama, non-Muslim.

Dengan latar seperti ini, saya membuka buku Flowers of Flame: Unheard Voices of Iraq yang disunting oleh beberapa penerjemah dan akademisi sastra Arab di Amerika (dan disertai komentar singkat dari Billy Collins, poet laureate Amerika Serikat untuk periode 2001-2003–kalau ini dianggap penting). Meskipun ditulis jauh sebelum pecahnya deklarasi khilafah oleh ISIS, puisi yang sangat lugas ini jelas-jelas menyuarakan keprihatinan yang saat ini menjadi keprihatinan banyak Muslim di dunia–terutama yang tidak setuju dengan cara ISIS memperjuangkan keyakinan mereka. Masalah sektarianisme bukan barang baru di Irak, dan Saddam Hussein yang banyak mendapat simpati dari Muslim dunia ketika diinvasi oleh Amerika Serikat adalah salah satu tokoh besar dalam persekusi kelompok selain Arab Sunni. Pemeluk Syiah adalah sasarannya. Etnis Kurdi juga. Dan tentunya juga orang-orang Arab Sunni yang subversif terhadap rezimnya.

Maka, tanpa berlama-lama lagi, saya persilakan Anda membaca terjemahan puisi karya Adnan Al-Sayegh berikut. Puisi ini saya terjemahkan dari terjemahan Inggrisnya “Night Prayers” yang dikerjakan oleh Soheil Najm yang bisa ditemukan pada halaman 4 buku Flowers of Flame. 

Tahajud

Kau hanya melihat Tuhan
Pada belati dan darah.
Aku melihatNya
Dalam kata,
Dalam lagu,
Di kedalaman biru matanya,
Dan di laut….

Kau, yang hidup sekejap
Menghabiskan waktumu
Memperdebatkan Tuhan dan Setan,
Dan tak bisa meluangkan sejenak
Untuk memahami
Hati sesama manusia….

Tuhanku
Satu.
Dia bukan Katolik,
Bukan Protestan,
Bukan Sunni
Ataupun Syiah.
Yang memisah-misahkanNya,
Yang menafsirkanNya,
Yang memalsu firmanNya,
Yang menggolongkanNya
menurut keyakinan mereka,
Tuntutan mereka,
Undang-undang mereka
Dan tentara mereka–
Merekalah yang mengingkari
Kebenaran Tuhan.

Written By

More From Author

(Terjemahan Cerpen) Mereka Terbuat dari Daging karya Terry Bisson

“Mereka terbuat dari daging.” “Daging?” “Daging. Mereka terbuat dari daging.” “Daging?” “Tak diragukan lagi. Kami…

Thank You, Dua Satu! Let’s Go Loro Loro!

Beberapa menit lagi 2021 sudah usai dan saya perlu menuliskan satu catatan kecil biar seperti…

(Resensi) Puser Bumi oleh Mas Gampang Prawoto

Berikut resensi terakhir dalam seri tujuh hari resensi. Kali ini kita ngobrol soal buku puisi…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *