Baiklah: saya iseng dan Anda juga. Mari kita hentikan keisengan ini. Jangan sampai seluruh dunia ini penuh orang iseng. Makdarit, maka dari itu, mari kita isi keisengan ini dengan berkegiatan yang bermanfaat dan berguna bagi generasi muda bangsa: menerjemahkan lagu. Mari kita mulai dengan lagu “Eleanor Rigby,” salah satu favorit saya sepanjang masa. Begini bunyinya:
Eleanor Rigby
Betapa kesepiannya mereka
Betapa kesepiannya merekaEleanor Rigby, mengambil nasi
Di gereja sehabis dihelat pernikahan
Hidup di dalam mimpi
Terpekur di jendela, dengan wajah
Bagai diawetkan dekat pintu
Demi siapaOrang-orang kesepian
Dari mana mereka datang?
Orang-orang kesepian
Di manakah tempat mereka?Pendeta McKenzie, menuliskan kata-kata
Kotbah yang tak didengar siapapun
Tak seorang pun mendekat
Betapa sibuknya dia, menambal kaus kaki
Di malam hari ketika tak ada orang
Peduli apa diaOrang-orang kesepian
Dari mana mereka datang?
Orang-orang kesepian
Di manakah tempat mereka?Betapa kesepiannya mereka
Betapa kesepiannya merekaEleanor Rigby, mati di gereja
Dan dikubur bersama namanya
Tak seorang pun datang
Pendeta McKenzie, mengibaskan tanah
Dari tangannya seraya meninggalkan kuburan
Tak ada yang terselamatkanOrang-orang kesepian itu
Dari mana mereka datang?
Orang-orang kesepian itu
Di manakah tempat mereka?
P.S. Kalau Anda punya kritik dan saran (atau sekadar kesan) untuk terjemahan ini, silakan tinggalkan komentar di bawah. Saya jamin gratis, tanpa biaya sepeserpun. Kalau misalnya Anda punya saran lagu-lagu penting dan historis yang Anda ingin saya terjemahkan, silakan sebutkan. Kalau ada kesempatan dan waktu (dan tentu saja kemampuan) saya akan mencoba menyajikannya. Khusus untuk Anda. Ya, Anda yang belum sempat mandi sejak tadi sore. Sebelum meninggalkan komentar, Anda boleh kok mandi dulu, asal browsernya tidak ditutup biar nanti tidak lupa kalau kembali ke sini.