Akhirnya, saya ada lagi kesempatan posting tentang masalah hardware. Kali ini, kita akan bicara soal laptop HP 1000 yang sering mati. Secara singkat, saya bisa bilang bahwa kalau laptop HP 1000 Anda sering tiba-tiba mati, biasanya masalahnya adalah karena terlalu panas dan kipas pendingin (cooling fan terjemahan Inggrisnya) tidak bekerja dengan sempurna.

Dalam postingan ini, saya akan ceritakan bagaimana langkah menyelesaikan masalah laptop HP 1000 yang sering mati ini berdasarkan pengalaman saya (jangan lupa, frase “laptop HP 1000 yang sering mati” harus diulang-ulang biar mudah dicari di google.

Pada intinya, solusi dari laptop HP 1000 Anda sering mati adalah:

  1. buka laptop dan jangkau bagian kipas angin (yang langkahnya saya berikan di poin-poin awah nanti (atau lihat video di bawah ini);
  2. lepaskan kipas angin dan heatsink dari processor dan bersihkan semua bagiannya;
  3. bersihkan sisa-sisa pelumas panas (heatgrease) pada bagian belakang processor yang menempel dengan heatsink kipas angin; dan
  4. pasang kembali kipas angin dan heatsink sambil memberikan pelumas panas baru (secukupnya saja, sekitar seukuran biji kacang hijau) untuk tiga bagian yang terhubung dengan heatsink.
  5. bersyukurlah dan gunakan kembali laptop Anda dengan sebaik mungkin.

[youtube https://www.youtube.com/watch?v=p7XZNsNLQss&w=560&h=315]

Tapi, karena Anda dan saya lagi santai, dan saya ingin sedikit bercerita, biarkan saya ceritakan dalam dua paragraf saja asal-usul HP 1000 saya itu.

Sebelumnya, saya dikenal (oleh keluarga saya sendiri) sebagai pengguna Dell 1525 sejak tahun 2008. Laptop itu begitu tangguh meskipun termasuk paket yang agak hemat. Saya pernah ganti kibordnya, ganti hard disk 2 kali, ganti baterei 2 kali, dan terakhir saya lepas monitornya karena backlightnya mati. Belakangan, setelah sepuluh tahun, dan setelah studi pasca sarjana saya selesai, laptop (yang bermonitor besar) ini jadi sering mati. Maka, saya pun harus move on. Saya taruh laptop tercinta yang tinggal bodi tanpa wajah itu di pinggir tempat sampah, ditemani charger (dan tentu saja setelah harddisknya saya ambil). Life must go on.

Dan, beberapa bulan sebelum akhirnya saya lepaskan Dell 1525 tercinta itu, saya sudah beli laptop HP 1000 dengan prosesor Intel Core i3. Dalam hal prosesor, jelas ini update (dari Core2Duo pada Dell 1525). Tapi, dalam hal RAM, yang isinya cuma 2 GB itu, kita bisa sebut ini sedikit penurunan (Dell 1525 punya 3 GB). Namun, itu bukan halangan. Saya belikan sekeping RAM 4 GB. Saya colokkan. Jadilah saya punya HP 1000 dengan Intel Core i3 dan RAM 6 GB. Untuk dunia saya yang hanya ngetik, browsing, blogging, nerjemah, ngedit gambar, dan sedikit ngedit video, spesifikasi ini jelas sudah mencukupi. Saya menjalani hidup sesuai kebutuhan, bukan keinginan. Insya allah begitu. 🙂

Dan, kalau Anda masih punya waktu, kenapa tidak melanjutkan baca tentang petualangan membersihkan kipas angin itu?

Jadi begini: karena saya beli HP 1000 itu bekas dan tidak tahu asal-usulnya, saya harus selalu siaga (siap, diagnosis, garap). Terus … beberapa hari yang lalu, setelah beberapa bulan dengan HP 1000, saya mulai mengalami masalah yang cukup signifikan. Ketika itu, tanpa saya sadari bagian kiri dari laptop saya terasa sangat panas. Tidak ada desis kipas angin. Saya curiga. Tak lama kemudian laptop mati di tengah jalan (tentu bukan harfiah–secara harfiah laptop saya di tengah meja, bukan di tengah jalan).

Saya sempat terpikir untuk bawa laptop ini ke tukang laptop di pinggir-pinggir jalan dekat tempat tinggal saya. Kalau dulu, waktu jadi mahasiswa di Arkansas, tentu saya sebisa mungkin akan garap sendiri segala masalah komputer saya. Di Malang sini (sayangnya bagi para teknisi komputer) biaya reparasi laptop sangat terjangkau (atau bahkan terlalu terjangkau, sampai sungkan dengan para ahli itu). Tapi saya tidak buru-buru mengambil tindakan seperti itu. Saya pastikan dulu masalahnya apa.

Saya pun menyempatkan membuka laptop tersebut. Tapi, karena ini pertama kalinya saya akan membuka laptop HP 1000 ini, maka saya lakukan langkah-langkah berikut ini: 1) cari informasi di YouTube membuka laptop tersebut (saya temukan video ini), 2) bulatkan tekad bahwa saya melakukan ini untuk memecahkan masalah sekaligus sambil belajar.

Yang kedua itu tampak sepele, tapi penting bagi pembelajar liar seperti ini. Saya tahu pasti ada risiko dari belajar, jadi kalau ada apa-apa (baik kerusakan minor atau mayor) kita tidak perlu menyesal. Hasil dari belajar lebih mengayakan batin (jauh lebih bernilai dari biaya yang kita keluarkan).

Akhirnya saya pun membuka laptop itu dan menemukan fakta penting tentang laptop saya: 1) bahwa menjangkau kipas angin pada HP 1000 lebih sulit karena harus masuk ke lapisan ketiga; 2) bahwa sodagar laptop second tempat saya membeli laptop ini agak kurang jujur; dan 3) kipas angin saya mati karena ada potongan bagian laptop yang masuk dan nyangkut, sehingga bilah-bilah kipas tidak dapat berputar.

Terkait yang pertama, menjangkau kipas HP 1000 ini lebih sulit kalau dibandingkan dengan kipas pada Dell Inspiron 1525 (mesin saya satu dasawarsa kemarin). Untuk mengjangkaunya kita perlu

  1. melepas baterei,
  2. membuka tutup untuk RAM dan Wireless (dan melepas kabel wireless)
  3. membuka tutup hard drive,
  4. melepaskan semua sekrup yang di sebelahnya ada tanda segitiga,
  5. membalik laptop dan melepas keyboard,
  6. melepas semua sekrup yang disertai tanda segitira di sebelah-sebelahnya,
  7. melepas bagian atas laptop,
  8. melepas mainboard (motherboard) sambil melepaskan kabel-kabel data maupun daya yang ada di sana, dan …
  9. membalik motherboard dan melepas sekrup kipas angin dan heatsink lalu melepaskannya. Butuh setidaknya 8 langkah untuk menjangkau kipas angin di laptop ini, sementara hanya tiga langkah untuk melakukan hal yang sama pada Dell Inspiron 1525.

Arsitektur HP 1000 memudahkan kita mengakses hard drive, kartu wireless, dan hard drive. Tapi urusan melepas kipas angin tidak mudah. Berbeda dengan itu, pada Dell Inspiron 1525, urusan membuka kipas angin sangat mudah karena penutupnya jadi satu dengan penutup RAM. Namun, arsitektur kipas HP 1000 sebenarnya membuatnya tidak perlu sering-sering dibersihkan, atau bahkan bisa dibersihkan dengan ditiup dari luar.

Untuk urusan kekurang jujuran sodagar laptop bekas, hal itu berhubungan dengan satu hal: dia memasang segel pada salah satu dari empat sekrup utama untuk membuka bagian atas laptop, dan ketika segel saya bobol ternyata didapati bahwa tidak ada sekrup di bawah segel itu. Dengan kata lain, rumah sekrupnya sudah patah dan rusak. Sepertinya segel itu dia buat untuk menutupi kenyataan pahit tersebut. Ini tidak jujur. Untung saja saya termasuk orang yang lebih peduli urusan yang lebih fundamental (motherbord, harddrive, memory, dll), jadi saya bisa mengabaikan saja urusan seperti ini.

Saya rasa begitulah petualangan saya dengan kipas angin laptop HP 1000 ini. Saya sekarang kembali mengetik dengan laptop itu sambil kipasnya mendesis bersih. Membahagiakan. Saya ucapkan semoga Anda semua berbahagia dengan laptop dan gadget Anda. Banyak orang boleh berbahagia bisa beli laptop atau handphone mahal, tapi saya yakin secara batiniah dia tidak akan lebih berbahagia dan lebih kaya dibandingkan orang yang pernah mempreteli laptop atau gadgetnya dan mengenal secara langsung setiap bagian reniknya.

Karena apa? Karena inti dari kehidupan yang bahagia adalah membuat hubungan langsung, mengucapkan rasa syukur dan terima kasih atas bantuan yang diberikan siapa dan apa pun, termasuk kipas angin laptop.

Salam!

2 thoughts on “Cara Mengatasi Laptop HP 1000 Sering Mati (karena sering panas)”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *