Kontradiksi Negara Aa’ Syam: Keselamatan Anak-anak

Bus sekolah dengan marka portabel bertuliskan "STOP." Ketika bus berhenti, marka portabel terbuka, membuat kendaraan bahkan dari arah berlawanan juga ikut berhenti.
Bus sekolah dengan marka portabel bertuliskan “STOP.” Ketika bus berhenti, marka portabel terbuka, membuat kendaraan bahkan dari arah berlawanan juga ikut berhenti.

Di antara sejumlah kontradiksi di Amerika ini, yang paling bikin gregetan adalah perhatian mereka kepada anak-anak. Di satu sisi kita bisa melihat perhatian terhadap keselamatan jiwa dan raga anak-anak sementara di sisi lain tidak ada upaya keras untuk mencegah kecelakaan yang bisa merenggut jiwa anak-anak.

Foto di atas menunjukkan bagaimana peraturan lalu lintas bisa dimodifikasi demi keselamatan anak-anak. Bus sekolah warna kuning itu memiliki sebuah marka portabel bertuliskan “STOP” yang biasanya terlipat tapi kemudian membuka saat bis berhenti dan menurunkan atau menaikkan penumpang. Saat marka terbuka, mobil-mobil dari arah yang berlawanan harus berhenti, sehingga anak-anak yang menyeberang jalan setelah turun atau saat akan naik bus bisa menyeberang dengan aman, selamat dan leluasa.

Perhatian terhadap keselamatan anak-anak sangat tampak di dalam lingkungan sekolah, baik itu dalam hal kesehatan maupun keselamatan. Dalam hal kesehatan, sekolah memberlakukan kebijakan yang sangat tegas terkait alergi. Banyak anak di Amerika Serikat yang alergi kacang-kacangan. Konon, ada yang alerginya sangat parah sampai-sampai menyentuh makanan berbahan kacang pun bisa memicu alerginya. Dampaknya adalah orang tua mendapat surat dari sekolah untuk tidak membekali anak-anak mereka dengan makanan berbahan kacang, karena dikuatirkan anak-anak bisa berbagi makanan dengan teman-temannya yang ternyata alergi. Oh ya, membawa bekal sangat lazim di sini karena di lingkungan sekolah tidak ada pedagang kudapan dan kaki lima–yang ada hanya kantin yang menyediakan makanan (gratis bagi keluarga yang berpendapatan rendah).

Dalam hal keselamatan, perhatian yang luar biasa terhadap persoalan premanisme (atau “bullying”) dan penculikan. Kalau seorang anak merasa diancam temannya, dia bisa dengan mudah melaporkannya kepada gurunya dan si guru bisa langsung mengambil tindakan serius. Termasuk dalam hal keselamatan ini adalah ketatnya kebijakan sekolah terhadap pemotretan. Kita tidak boleh memotret-motret sesukanya di sekolah ketika ada anak kecil karena untuk memotret anak kecil dibutuhkan izin tertulis dari orang tuanya. Orang tua kuatir kalau foto-foto anak-anak tersebut dimanfaatkan untuk penculikan atau untuk kejahatan-kejahatan keji lainnya seperti kejahatan seksual terhadap anak-anak.

Bagi orang-orang yang memiliki anak usia sekolah, hal-hal seperti ini ini membuat mereka tenteram. Namun, tidak semudah itu kita merasa tenteram di Amerika ini. Ada satu kengerian tersendiri terkait keselamatan anak-anak di sekolah. Dan kengerian yang satu ini belum diatasi secara signifikan: ancaman penembakan di sekolah.

Kita sudah sering mendengar tentang penambakan di sekolah (bahkan sekolah dasar) tapi pemerintah belum mengambil tindakan tegas yang bisa secara signifikan mencegah berulangnya musibah semacam ini. Hingga saat ini, belum ada larangan keras kepemilikan senjata api. Dari berbagai kejadian, memang penembakan biasanya dilakukan oleh orang-orang yang terganggu kesehatan jiwanya. Betul. Tapi, kejadian-kejadian seperti ini tidak akan terjadi bila di dalam rumah orang-orang yang terganggu kesehatan jiwanya itu tidak ada senjata api yang sebenarnya adalah milik anggota keluarga yang lain. Banyak aktivis yang menginginkan dilakukan pelarangan kepemilikan senjata api ini–dan protes-protes semacam ini terdengar lantang apalagi setelah terjadi musibah-musibah penembakan seperti yang terjadi di Sekolah Dasar Sandy Hooks tahun lalu. Sayang sekali, sampai saat ini belum ada tindakan pengetatan kepemilikan senjata api, dan banyak senjata api berkeliaran. Semua ini kabarnya dikarenakan kuatnya lobi NRA (Asosiasi Senjata Api Nasional) di lingkaran pemerintahan.

Written By

More From Author

(Terjemahan Cerpen) Mereka Terbuat dari Daging karya Terry Bisson

“Mereka terbuat dari daging.” “Daging?” “Daging. Mereka terbuat dari daging.” “Daging?” “Tak diragukan lagi. Kami…

Thank You, Dua Satu! Let’s Go Loro Loro!

Beberapa menit lagi 2021 sudah usai dan saya perlu menuliskan satu catatan kecil biar seperti…

(Resensi) Puser Bumi oleh Mas Gampang Prawoto

Berikut resensi terakhir dalam seri tujuh hari resensi. Kali ini kita ngobrol soal buku puisi…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *