Categories puisi random

Embun di Medini

berjalan pagi di makadam kebun teh tidak selalu seindah foto dari Nikonmu apalagi saat kau mulai makro pada kilau di ujung-ujung daun itu pada embun yang sungguhnya mencengkeram tapi kita mengharapnya menetes, menyerah pada gravitasi padahal selalu ada pilihan untuk menguap perlahan seiring mendakinya matahari.