Kualitas Akting dan Dog Day Afternoon (1975)

Saya dulu sering bertanya-tanya, akting seperti apa sih yang bagus itu? Saking sering tidak pernah berhasilnya menunjuk jari aktor mana-mana saja yang bagus, saya jadi seringkali menganggap aktor ini dan ini adalah aktor bagus karena orang lain bilang mereka bagus. Tapi, ada beberapa film yang saya yakin menunjukkan kepada saya akting seperti apa yang bagus itu. Karakter Gollum pada Lord of the Ring adalah salah satunya. Baru tadi pagi, film Dog Day Afternoon (1975) membuat saya mengangguk-angguk sambil membatin “Ini dia akting yang bagus.” Selain itu, saya juga bilang “Akting yang bagus paling tampak pada karakter wataknya seperti kecamuk badai, molak-malik, dan kita pemirsa mengetahui dengan pasti terjadinya kecamuk itu tanpa si aktor bilang ‘Kamu ini bikin saya marah/sedih/bahagia’.”

Dalam Dog Day Afternoon, sebuah film yang sampai ke daftar saya karena dibahas oleh kritikus sastra Fredric Jameson dalam buku Signatures of the Visible, dikisahkan sebuah drama penyanderaan tidak sengaja.Awalnya adalah sebuah operasi perampokan bank yang dilakukan oleh tiga orang secara setengah hati. Saking setengah hatinya, salah satu perampok mutung dan meninggalkan operasi begitu dua perampok lainnya mulai menodongkan senapan. Setelah itu, karena satu dua kebetulan yang kurang menguntungkan, perampokan pun belok arah menjadi penyanderaan. Dari situlah, ketika polisi tahu, ketika penembak jitu mulai disiagakan di titik-titik strategis, kisah mulai membadai. Kita mulai melihat kegoyahan perampok 1, yaitu Sonny (Al Pacino), yang merupakan veteran perang Vietnam dan kehidupan rumah tangganya ganjil. Kita juga mengupas sedikit demi sedikit tentang diri perampok 2, yaitu Sal (John Cazale), yang karakternya samar-samar bisa kita perkirakan tapi tidak bisa dipastikan, hingga belakangan.

Begitulah, melihat akting Al Pacino yang galau dan John Cazale (yang termasuk salah satu aktor favorit saya sejak saya kenal almarhum di film Godfather dan Dear Hunter). John Cazale khususnya, selalu berhasil membuat saya tidak menyukai karakter yang dia perankan, kecuali dalam film Day Dog Afternoon ini, di mana saya malah bersimpati dengan nasib yang melandanya selama penyanderaan ini maupun nasibnya sehari-hari. Jadi, kalau ingin lebih merasakan apa yang saya rasakan tentang akting yang bagus, atau kalau Anda sedang  belajar mengetahui seperti apa akting yang baik itu, mungkin ada baiknya Anda tonton film ini, siapa tahu bisa membantu Anda memahami tentang kualitas akting. Menurut saya, sebagai eksponen generasi sinetron seperti kita, mengetahui tentang kualitas akting butuh usaha lebih banyak, karena bukan tidak mungkin konsumsi akting ala sinetronan dan iklan yang mau tidak mau kita lihat sehari-hari itu pasti sedikit banyak mempengerahui bahkan pemahaman kita tentang akting.

Written By

More From Author

(Terjemahan Cerpen) Mereka Terbuat dari Daging karya Terry Bisson

“Mereka terbuat dari daging.” “Daging?” “Daging. Mereka terbuat dari daging.” “Daging?” “Tak diragukan lagi. Kami…

Thank You, Dua Satu! Let’s Go Loro Loro!

Beberapa menit lagi 2021 sudah usai dan saya perlu menuliskan satu catatan kecil biar seperti…

(Resensi) Puser Bumi oleh Mas Gampang Prawoto

Berikut resensi terakhir dalam seri tujuh hari resensi. Kali ini kita ngobrol soal buku puisi…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *