Dalam postingan sebelumnya soal New York City, saya sebutkan bahwa satu hal yang sangat kurang dari New City adalah ruang atau space. Saya bilang, kan, kalau sedikitnya jumlah kamar kecil adalah salah satu indikasinya? Tapi, di tengah minimnya ruang itu, mereka tetap harus mengorbankan–atau mungkin lebih tepatnya “mengikhlaskan”–lahan untuk dijadikan ruang publik. Ada beberapa taman besar di seluruh New York City, dan banyak sekali taman-teman kecil–yang sepertinya hanya sepetak lahan yang posisinya nanggung seperti di sekitar perlimaan yang menyisakan sepetak lahan segitiga yang terlalu kecil untuk dijadikan bangunan yang cukup berarti.
Kemarin saya sebutkan hutan kota Central Park, yang luasnya mencapai ratusan 300-an hektar yang memiliki beberapa bangunan dan wahana hiburan dan pendidikan. Kali ini, saya pingin tampilkan foto Washington Square, yang berlokasi di sekitar kampus New York University. Selama tiga hari saya di NYU (Jumat sampai Minggu), alun-alun ini selalu ramai. Banyak sekali hiburan yang ditawarkan, mulai dari permainan musik klasik, sirkus sampai demonstrasi politik damai. Dalam situasi seperti ini, kita bisa melihat dengan jelas demografi New York City. Manusia dari berbagai latar belakang ekonomi, biologis, kultural, politik dan linguistik bisa ditemukan di sana.