(Terjemahan) Robot – Damon Albarn

Untuk menyambut peluncuran album solo Damon Albarn hari Selasa depan, sebagai mantan anak band jaman brit pop, saya ingin ikut merayakannya. Karena sekarang si anak band sudah jadi anak blog dan tukang nerjemah, maka dia pun merayakannya dengan terjemahan. Judul asli lagu ini adalah “Everyday Robots,” tapi karena saya belum menemukan padanan bahasa Indonesia untuk penggunaan istilah “everyday” (yang maknanya bisa dibilang “wajar” atau “biasa” atau “lazim”), maka saya terjemahkan saja kata ini jadi “…” aka wujud fisiknya melebur ke dalam kata “robot” yang asalkan tidak ditambah kata sifat apa-apa artinya adalah robot biasa).

Terus terang, peluncuran album solo perdana Damon Albarn ini sebenarnya bukan satu-satunya alasan kenapa saya ingin menerjemahkan lagu ini. Saat saya mendengar wawancara Albarn di National Public Radio saat mengantar anak saya berangkat sekolah tadi pagi, saya “hanya” bahagia saat tahu dia akan meluncurkan album solo. Saya juga suka musik dari dua lagu yang dicuplikkan di radio, di sela-sela wawancara, yaitu Mr. Tembo (tentang gajah yang diadopsi teman Albarn) dan Everyday Robots (yg tidak saya tangkap maksudnya waktu pertama kali mendengar). Tapi barusan, saat sore lebih ayem dan bisa mendengar “Everyday Robots” dari Spotify, saya tertarik dengan kata “telpon” (saya baru saja melewati masa kritis dalam hubungan saya dengan telpon), dan langsung tertarik menyimak. Setelah itu saya search liriknya dan ketemu isinya yang sangat sosmediyyah itu. Ah, cocoklah untuk dibahas. Tapi sebelum masuk ke terjemahan, biarkan saya curcol dulu.

Saya suka Damon Albarn (sebenarnya Blur) sejak lihat video klip Blur “Country House” di MTV (sebenarnya ANTV) waktu kelas 1 SMA dulu (1995/6), dan kemudian semakin menggilai musiknya waktu sudah kuliah dan melihat video klip “Tender” dan “Coffee and TV.” Dengan band jaman kuliah saya pernah memainkan “Tender,” “Coffee and TV” dan, ini yg paling enak (sebenarnya gampang), “Song 2.” Waktu saya tahu proyek Gorillaz, saya tidak terlalu gemar, mungkin karena waktu itu pikiran saya tersedot untuk mengerjakan skripsi dan setengah mati pingin rabi. Beberapa tahun yang lalu, saat anak sudah lewat masa balita, dan sudah dua skripsi saya selesaikan, akhirnya saya mengunjungi lagi dan menikmati benar-benar semua album Gorillaz plus album Bobby Womack yang diproduseri Damon Albarn.

Baik, mari kembali ke soal lagu “Everyday Robots.” Seperti biasa, Albarn bukan penulis lirik yang terang benderang. Liriknya (atau puisinya) memberi kita kesan, bukan keterangan. Ada asosiasi yang terbentuk di pikiran kita saat mendengar lirik2 Albarn (ingat “Clint Eastwood” yang ada kesan terang benderang yang ditimbulkan oleh kata “sunshine in my bag” dan musik yang mantul-mantul penuh keceriaan. Yang agak berbedanya, untuk lagu “Everyday Robots” ini, menurut saya lebih mudah bagi kita untuk memahami isinya. Mungkin itu karena hal-hal yang diacu dalam lagu ini sangat dekat dengan kita (saya asumsikan kita semua punya sosmed apapun bentuknya). Kita mendapatkan kesan murung, seperti halnya kesan yang ditimbulkan film/karya science fiction distopia, tentang dunia dalam ekstrim negatif, seperti dalam 1984 (George Orwell). Musiknya juga terasa murung, monoton, dengan sound yang mengisyaratkan depresi.

Baiklah, saya tidak ingin berpanjang-panjang lagi. Perkenankan saya sampaikan terjemahan berikut:

Robot

Mereka tidak tahu akan dibawa ke mana, tapi mereka tahu mereka ada di mana, kan?

Kita robot saat bertelpon
dalam proses pulang
seperti menhir
Di luar sendirian

Kita robot yang memegang kendali
atau dalam proses dibeli
Bermobil berjejeran
Hingga restart ditekan

Robot hanya bertukar jempol
Dikepung kata-kata aneh
Tercengang di lautan status
Satu lagi lowongan

Untuk robot yang menua
Saat kedinginan bibir kita
Seperti menhir
Di luar sendirian

Robot kecil di ringback tone
Dalam proses pulang

Untuk mendapatkan lirik aslinya beserta penafsirannya, silakan lihat ke sini.

Written By

More From Author

(Terjemahan Cerpen) Mereka Terbuat dari Daging karya Terry Bisson

“Mereka terbuat dari daging.” “Daging?” “Daging. Mereka terbuat dari daging.” “Daging?” “Tak diragukan lagi. Kami…

Thank You, Dua Satu! Let’s Go Loro Loro!

Beberapa menit lagi 2021 sudah usai dan saya perlu menuliskan satu catatan kecil biar seperti…

(Resensi) Puser Bumi oleh Mas Gampang Prawoto

Berikut resensi terakhir dalam seri tujuh hari resensi. Kali ini kita ngobrol soal buku puisi…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *