(Terjemahan) Orang yang Menggadaikan Dunia – The Man Who Sold the World (David Bowie)

Inilah lagu dari salah satu album awal David Bowie yang berjudul The Man Who Sold the World. Awalnya album ini tidak begitu populer, tapi belakangan satu persatu musisi lain memainkan lagu ini. Buat remaja Indonesia modern angkatan saya, lagu ini kami kenal karena dimainkan oleh Nirvana dalam album MTV Unplugged in New York, sebuah album pascamangkat mereka (“pascamangkat” ini tawaran saya untuk terjemahan dari kata “posthumous” :D). Oh ya, pertama kali mendengar lagu ini, saat tidak tahu kalau asalnya dari David Bowie, saya bicara dalam hati “Jasik! Cobain iki ancen mbois, isok nggawe irama ke-ndangdhut-ndangdhutan ngene rek!”

Lirik dari lagu ini sangat misterius, karena seolah-olah seperti pertemuan seseorang dengan orang lain (sebut saja orang kedua) secara kebetulan. Si aku dalam lirik ini mengira orang kedua itu sudah mati dulu, dan dia juga mengakui tidak hadir pada satu kesempatan penting dalam kehidupan orang kedua ini. Tapi si orang kedua masih menganggap “si aku” temannya, seperti dulu. Dia juga mengaku tidak mati, dia menyebut dirinya “orang yang menggadaikan dunia” (apa ini maksudnya?). Pertemuan insidental ini seolah menjadi titik balik kehidupan si aku, dan membuatnya menjelajah dunia. Sebenarnya, menurut banyak lirik, setelah pertemuan itu dia pulang dan “searched form and land” yang saya tidak pahami maksudnya (karena itulah saya memilih lirik alternatif yang berbunyi “searched foreign land” (yang demi meningkatkan kemisteriusan cerita saya belokkan terjemahannya jadi “negeri antah berantah,”  mohon maaf :|).

Satu lagi poin tentang kemisteriusan lagu ini, yaitu dalam aspek presentasinya. Bowie menggunakan efek vokal vocoder yang membuat dia terdengar seperti robot (atau seperti Cher :D). Efek ini mengesankan adanya kesenjangan antara kenyataan dan ketidaknyataan, atau manusia dan robot, antara daging dan logam, dll. Bagaimana dengan Nirvana? Cobain tidak menggunakan efek vokal, dan bahkan lagu ini pun dimainkan secara akustik–kecuali dengan gitar yang memakai distorsi separuh untuk intro dan interlude itu. Tapi, tentu saja, pasca mangkatnya Hamengkurt Cobain semua yang dinyanyikan Cobain dalam konser MTV Unplugged tahun 1993 itu menjadi misterius. Apalagi lagu ini, yang isinya memang sudah misterius dan mengandung “mati sendiri”!

Maka, tanpa menunda-nunda lagi, saya persilakan saja Anda menikmati terjemahan liberal ini (dan sambil membaca, silakan puter salah satu versi yg ada di bawah):

Kami berpapasan di tangga,
dan membincangkan masa lalu
Meskipun ketika itu aku tidak hadir,
katanya aku masih temannya
aku sempat kaget. Aku beranikan bilang
Kupikir kamu mati sendiri, dulu sekali

Oh nggak, bukan aku itu
Aku nggak pernah lepas kendali
Kamu sedang berbicara dengan
Orang yang menggadaikan dunia.

Aku ngakak dan menjabat tangannya,
kemudian langsung pulang
Aku mencari negeri antah berantah,
bertahun-tahun aku mengembara

Aku menatap kosong jutaan mata di sini
Kita pasti telah mati sendiri, dulu sekali

Siapa tahu? Tentu bukan aku
Kita nggak pernah lepas kendali
Kamu sedang berbicara dengan |
Orang yang menggadaikan dunia

Pak Dhe Bowie

[youtube https://www.youtube.com/watch?v=ZM0e1m9T9HQ]

Mas Cobain

[youtube https://www.youtube.com/watch?v=5ItB1_5VGB0]

P.S. Kalau Anda punya kritik dan saran (atau sekadar kesan) untuk terjemahan ini, silakan tinggalkan komentar di bawah. Saya jamin gratis, tanpa biaya sepeserpun. Kalau misalnya Anda punya saran lagu-lagu penting dan historis yang Anda ingin saya terjemahkan, silakan sebutkan. Kalau ada kesempatan dan waktu (dan tentu saja kemampuan) saya akan mencoba menyajikannya. Khusus untuk Anda. Ya, Anda yang sekarang membaca ini sambil minum jus jeruk hangat itu. Eh, itu jeruk apa teh? Bukan kopi yang terlalu encer, kan?

Written By

More From Author

(Terjemahan Cerpen) Mereka Terbuat dari Daging karya Terry Bisson

“Mereka terbuat dari daging.” “Daging?” “Daging. Mereka terbuat dari daging.” “Daging?” “Tak diragukan lagi. Kami…

Thank You, Dua Satu! Let’s Go Loro Loro!

Beberapa menit lagi 2021 sudah usai dan saya perlu menuliskan satu catatan kecil biar seperti…

(Resensi) Puser Bumi oleh Mas Gampang Prawoto

Berikut resensi terakhir dalam seri tujuh hari resensi. Kali ini kita ngobrol soal buku puisi…

8 comments

Dulu aku juga taunya ini lagunya Nirvana… Tibakno lagune Pakdhe Bowie…. Suka terjemahannya 🙂

Iya, Mbak. Aku sempat percaya seratus persen ini lagunya Cobain, terutama setelah melihat “comes as you are” dan “about a girl” yang iramanya nggak konvensional barat itu. Seperti halnya pernah percaya kalau “last kiss” itu lagunya Pearl Jam. 😀

7signs says:

Kisah ttg seseorang yg telah menjual ato sy lbh sk mnyebuty mngorbankn dunia. Hmm…syarat skali makna, cerita bahkan bnyk interpretasi. Dalam sekali, ada cinta, pengorbanan, kesetiaan, duniawi bahkn spiritual. Sungguh karya seni bernilai tinggi

7signs, ayo cerita tentang lagu ini, Mas? Bagian mana yg membuat sampean mengartikan lagu ini sebagai “orang yang mengorbankan dunia”? Demi apa dia mengorbankan dunia?

Terima kasih atas kunjungan dan komentarnya.

Hanif says:

Seandainya aku bertemu dengan diriku yg ideal, yang mampu mengendalikan hawa nafsu, yang mampu menggadaikan dunia fana dengan mematikan keinginan semu. Oh..akukah itu…yang tak pernah hilang kendali…

just_7_child says:

saya udah tau sejak lama kalo ini emang lagu nya pakde bowie ,,.. menurut saya tafsirannya soal nurani pakde bowie untuk melanjutkan hidup sebagai robot ( penyanyi ) atau manusia seutuhnya ( bebas dari segalanya )

Asyik juga tafsirannya. Saya punya bab khusus tentang Bowie dan terjemahan lagu-lagunya di buku saya https://bitly.com/ekskavasi Silakan unduh dan baca gratis kalau ada kesempatan. Nanti bisa kita obrolkan lebih jauh lagi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *