Baiklah, Sodara-sodara, kali ini saya akan bicara tentang instalasi Windows 10. Kayaknya ini akan jadi sekali-kalinya momen saya akan ngomong soal instalasi Windows. Selanjutnya akan GNU/Linux lagi. Saya sendiri memang tetap tidak bisa sepenuhnya lepas dari Windows. Kali ini, seperti pada judul di atas, yang akan saya bicarakan adalah solusi untuk permasalahan ketika proses instalasi Windows kita tidak bisa berlanjut karena ada peringatan “The selected disk is of the GPT partition style.”
Seperti biasa, sebelum solusi praktis dan pragmatis, perkenankan saya cerita latar belakangnya dulu. Untuk kebutuhan komputasi sehari-hari, GNU/Linux sudah cukup, kecuali satu hal: urusan penerjemahan. Ada beberapa aplikasi untuk penerjemahan yang sayangnya hanya bisa berjalan di Windows. Jadi ya, meskipun saya sekarang tidak terlalu kerap menerjemahkan, tetap saja saya masih perlu punya ini. Kasihan kan para klien tercinta saya itu kalau mereka lagi butuh jasa penerjemahan sementara saya tidak punya alatnya. Kasihan kan?
Jadi begitulah: saya masih tetap harus sesekali instal Windows. Kali ini instalasi Windows 10 saya yang sudah jalan 1 tahun mandek karena ada kesalahan hardware yang menyebabkan overheating. Akhirnya, saya pun harus install Windows lagi. Tapi sebelum install Windows, saya sempat coba install Linux Mint. Karena laptop saya ini model baru, saya harus mengubah beberapa pengaturan di BIOS sebelum menginstall Linux. Belakangan, saya memutuskan untuk langsung saja menginstall Windows lagi. Tapi, oh tapi, tapi, tapi, di awal proses instalasi, ketika saatnya menentukan partisi mana yang akan dipakai untuk mengunggah “file system,” saya kejedok masalah. Ketika saya memilih sebuah partisi baru, muncul peringatan “The selected disk is of the GPT partition style.”
Awalnya saya temukan solusi ini di internet. Di situ ada informasi yang jelas kenapa hal ini terjadi. Di situ juga dijelaskan dua solusi yang bisa dipakai untuk masalah ini. Sayangnya, solusi itu kelihatannya butuh usaha lebih (yang pertama kita harus mem-backup data dan kemudian menghapus seluruh disk dan yang kedua kita perlu bawa disk ke komputer lain dan menggunakan software tertentu untuk mengubah setting MBR) . Menurut informasi ini, persoalan tersebut berkaitan dengan legacy boot. Di situlah saya baru sadar bahwa mungkin saja akar dari permasalahan ini adalah tingkah saya mengubah setting BIOS, khususnya dengan mengubah support untuk legacy boot dari “disabled” menjadi “enabled.”
Pikir saya, mungkin tidak ada ruginya kalau saya coba kembalikan pengaturan BIOS tadi. Maka, daripada menggunakan langkah-langkah canggih dan kompleks yang dianjurkan, saya pun mencoba cara sederhana. Saya matikan komputer dan restart untuk masuk ke pengaturan BIOS. Di situ, saya pun kembalikan support untuk legacy boot kembali ke “disabled.” Alhasil, setelah itu saya bisa lagi melanjutkan proses penginstalan.
Jadi, solusi untuk persoalan GPT partition style adalah:
- Reboot komputer
- Masuk ke pengaturan BIOS
- Matikan support untuk legacy boot (jadikan “disabled”)
- Lanjutkan penginstalan
Ya, sudah. Begitu saja sih sebenarnya.