Dari Westeros ke Essos: Zaman Pertengahan di Kulit Saja

Sepertinya bagus kalau di kesempatan pertama ini kita berbicara tentang dunia macam apa yang menjadi latar untuk kisah Game of Thrones ini. Harapannya sih, kalau kita bisa menentukan dengan relatif tepat latar waktu dan tempat yang ada, kita bisa memberikan tafsiran yang kurang lebih tidak terlalu jauh dari yang semestinya kita berikan atas kisah ini. Dan, kalau dari pengamatan atas seluruh episodenya, kita bisa menarik argumen awal bahwa dunia GoT ini adalah latar jaman pertengahan di Eropa superfisial. Untuk lebih jelasnya, mari kita obrolkan lebih jauh.

Zaman pertengahan atau “medieval era” biasanya merujuk kepada masa sejak runtuhnya kekaisaran romawi hingga terbitnya zaman pencerahan. Istilah ini digunakan khususnya untuk merujuk Eropa yang ketika itu tidak di bawah kekuasan sebuah kekaisaran besar tetapi justru berada di bawah kerajaan-kerjaan kecil. 

Tetapi, tadi saya sebutkan bahwa yang kita hadapi di Game of Thrones adalah zaman pertengahan superfisial. Apa itu artinya? Artinya, hanya di permukaan saja kita bisa melihat zaman pertengahan Eropa di serial ini. Apa maksudnya permukaan? Kita hanya bisa melihat zaman pertengahan pada apa yang tampak jelas di mata: Baju-baju para tokoh di sini adalah zaman pertengahan, begitu juga kendaraannya, sistem pemerintahannya, dan juga peta geografis yang terlihat. 

Lihatlah baju-baju mereka ini: ada prajurit yang memakai baju zirah dan helm besi. Para petaninya menggunakan baju-baju yang seperti kain kasar baru saja dirajut. Para gadis bangsawannya mengenakan gaun-gaun yang serba ribet. Dan jangan lupakan para “meister” yang pakaiannya persis dengan para biarawan Eropa di zaman pertengahan itu.

Dalam hal transportasi, kita bisa juga melihat transportasi khas yang lebih mirip film-film kerajaan. Transportasi keseharian adalah kuda (lihatlah bagaimana semua orang di sini tahu  cara naik kuda. Atau, kalau perjalanannya untuk banyak orang, kita akan melihat gerobak. Dan, jalan yang dipakai untuk perjalanan berkuda ini pun tidak jauh-jauh dari jalan tanah yang bisa terlihat sangat becek. Kalau perjalanannya jauh, kita bisa melihat para tokoh di serial ini memakai kapal atau perahu. Dan ini berlaku dalam perjalanan antara dua tempat yang sebenarnya berada dalam satu pulau. Perjalanan antara Surabaya-Situbondo atau Surabaya-Semarang, misalnya, dalam GoT pasti akan dilakukan dengan naik kapal. Jadi ya secara umum seperti itulah tampilan dunia dalam kisah ini. 

Terakhir, yang terlihat di peta juga demikian: kita melihat bahwa dunia Game of Thrones ini sebenarnya hanya terdiri dari satu bagian dunia yang tidak terlalu jauh dipisahkan oleh lautan. Ada dua benua di sini: Westeros dan ada Essos. Westeros di sebelah barat dan Essos di sebelah timur. Westeros memanjang dari selatan ke utara, dari kawasan yang beriklim tropis ke kawasan arktik yang selalu bersalju. Sementara itu Essos memanjang dari timur ke barat, terdiri dari banyak kerajaan dan kota-kota yang seluruhnya beriklim hangat hingga panas, dengan etnis yang beragam, mulai dari yang menyerupai Italia dan Yunani, bangsa-bangsa Afrika sub-Sahara, hingga yang menyerupai suku-suku Turko-Persia. Mungkin, tampilan etnis yang tidak terwakili dalam kisah ini adalah Asia Selatan, Asia Tenggara, Timur Jauh, dan tentu saja suku asli Amerika. 

Tampilan peta geografis ini menyerupai sebuah dunia Eropa-sentris yang belum jauh bereksplorasi. Ke timur, jangkauannya masih belum mencapai kawasan Asia Tengah-Tenggara-Timur Jauh. Ke barat, jangkauannya belum sampai jauh menyeberang lautan hingga mencapai benua yang lain. D akhir kisah, kita tahu bahwa Arya Stark melakukan penjelajahan lebih barat dari Westeros, dengan naik kapal dan memakai teropong. Oh, betapa Columbusnya dirimu Arya!

Begitulah kira-kira, kawan. Dunia Game of Thrones ini memang sangat zaman pertengahan tapi di permukaan saja. Sepertinya kualitas medieval ini hanya berhenti di permukaan. Begitu masuk lebih jauh ke bawah jangat, kita akan melihat bahwa sebenarnya dunia serial ini sebenarnya termasuk modern. Tapi itu tentu saja untuk perbincangan di kesempatan yang lain.

Written By

More From Author

(Terjemahan Cerpen) Mereka Terbuat dari Daging karya Terry Bisson

“Mereka terbuat dari daging.” “Daging?” “Daging. Mereka terbuat dari daging.” “Daging?” “Tak diragukan lagi. Kami…

Thank You, Dua Satu! Let’s Go Loro Loro!

Beberapa menit lagi 2021 sudah usai dan saya perlu menuliskan satu catatan kecil biar seperti…

(Resensi) Puser Bumi oleh Mas Gampang Prawoto

Berikut resensi terakhir dalam seri tujuh hari resensi. Kali ini kita ngobrol soal buku puisi…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *