Resensi Creating Room to Read by John Wood

Buku olahraga minggu ini sangat ng-Oprah, maksudnya model² buku yang direkomendasikan Oprah Winfrey dalam acaranya.

Buku Creating Room to Read, sebuah kisah memperjuangkan literasi

Buku pertama penulis ini pernah diangkat Oprah di acaranya dan membuat orang tahu ceritanya dan akhirnya menghasilkan dampak besar.

Tapi, sebenarnya buku Creating Room to Read ini sendiri tentang apa?

Buku ini mencatat pengalaman John Wood membangun Room to Read, sebuah lembaga yang menggalang dana dari berbagai sumber dan kemudian menyalurkannya ke berbagai komunitas yang kurang akses ke buku.

Usahanya ini sebagian sudah dibahas John Wood di buku pertamanya “Leaving Microsoft to Change the World.” Ya, betul, dulunya dia sdh punya posisi cukup tinggi di Microsoft and kemudian keluar di umur 35 tahun untuk Social entrepeneurshipnya yang bernama Room to Read ini.

Di masa kecilnya, si John Wood ini gemar baca. Dan perpustakaan umum dan pinjam 12 buku seminggu adalah sorganya.

Dia percaya literasi adalah perwakilan dari pendidikan, dan pendidikan adalah salah satu perangkat paling penting untuk mengubah sebuah keluarga. Orang tua berpendidikan akan merawat keluarga dg lebih sehat. Pendapatan keluarga juga lebih baik.

Maka, dengan Room to Read, dia menggalang dana untuk membeli buku (atau bahkan menerbitkan sendiri) dan kemudian menyalurkan ke berbagai penjuru dunia. Tapi, cirinya, dia juga menuntut masyarakat lokal ikut juga memberi dukungan material sehingga mereka juga turut memiliki program ini.

Belakangan, Room to Read juga bahkan memberi dukungan finansial anak-anak perempuan yang kurang beruntung di berbagai daerah untuk bisa sekolah. Salah satu anak yg dibantu (yang kedua orang tuanya bisu) begitu menghargai bantuannya sampai-sampai bilang: “Bisa sekolah ini rasanya seperti menerima sekilo emas.”

Pada saat baru mulai nulis buku ini, Room to Read baru mendirikan perpustakaan ke 10.000, yg kebetulan posisinya di Nepal.

Nah, seperti apa di Indonesia? Tentunya lebih banyak lagi kisah² seperti ini di Indonesia, yang mungkin tidak banyak dirayakan. Sokola Rimba karya Butet Manurung menggambarkan perjuangan Butet di Suku Anak Dalam adalah salah satunya.

Sementara begitu catatan awal…

Kalau tertarik baca postingan-postingan terkait literasi, silakan cek di sini ya.

More From Author

Masjid Makbadul Muttaqin, Terang tapi Menyejukkan

Masjid di Mojosari ini dari luar tampak megah dengan kubah lancipnya yang berwarna hijau. Siapa…

Gelora Bung Karno (GBK), a Morning Oasis Amidst the Haze

If you're in Jakarta and have a two hours period of time to spend in…

Menengok Pantai Selatan di luar JLS

Tulisan ini tentang pantai selatan, tapi karena perihal perjalanannya asyik, saya tuliskan dulu perjalanannya. Baru…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *