Al-Andalus: Bagaimanakah Kita Hendaknya Melihat Negeri Itu? (Link Buku Gratis)

Satu kecenderungan yang paling jamak di kalangan Muslim Indonesia dalam memandang Al-Andalus (atau Negeri Spanyol khususnya ketika masih terdapat penguasa Islam) adalah melihatnya sebagai masa kejayaan dengan segala gemerlap pembangunannya, toleransinya, budanya, dan ilmu pengetahuannya. Menurut pengamatan saya, sikap seperti itu lebih dilandasi oleh keinginan mengafirmasi mimpi, kekurangan eksplorasi fakta, dan kecenderungan melihat Islam sebagai peradaban yang sedang kalah (dan berpotensi untuk merebut kembali kemenangan). Sikap seperti ini tidak produktif, dan satu-satunya obat untuk mengatasi gejala ini adalah dengan melepaskan Al-Andalus dari segala mitosnya (segala hal yg selama ini kita rasa benar tanpa adanya sumber nyata) dan berupaya keras mencari informasi sebanyak mungkin tentang ini.

Dalam kesempatan ini, saya tidak akan menjabarkan argumen saya di atas–semoga saya mendapat kesempatan dalam waktu dekat untuk mendukung argumen tersebut dan menjelaskan dalam sebuah postingan yang berarti. Saat ini, saya pingin saya langsung menerabas ke solusi yang saya tawarkan: mencari informasi sebanyak mungkin tentang Al-Andalus. Untuk mengawali proyek ini, saya akan bagi di sini sebuah buku gratis (dan halal) tentang seni Spanyol pada masa Islam. Silakan unduh di sini. Selain karya seni Islam, dalam buku tersebut juga terdapat kronologi peimpin yang berkuasa di tanah Al-Andalus, yang sedikit banyak bisa memberi kita gambaran tentang seperti apa iklim politik di Al-Andalus.

Tapi, sebelum Anda berangkat lebih jauh, sebagai pengingat, jangan jadikan ini sebagai pegangan mutlak; jadikanlah ini sebagai satu saja bahan yang bisa mengajak kita mengintip apa yang terjadi di masa lalu. Kalau nanti kita temukan sumber yang lebih layak untuk dijadikan pegangan, maka dengan semangat ilmiah mau tidak mau kita harus mengakui keunggulan sumber baru itu.

Selamat berlayar!

Written By

More From Author

(Terjemahan Cerpen) Mereka Terbuat dari Daging karya Terry Bisson

“Mereka terbuat dari daging.” “Daging?” “Daging. Mereka terbuat dari daging.” “Daging?” “Tak diragukan lagi. Kami…

Thank You, Dua Satu! Let’s Go Loro Loro!

Beberapa menit lagi 2021 sudah usai dan saya perlu menuliskan satu catatan kecil biar seperti…

(Resensi) Puser Bumi oleh Mas Gampang Prawoto

Berikut resensi terakhir dalam seri tujuh hari resensi. Kali ini kita ngobrol soal buku puisi…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *