Menguntit Bajing Melompat

Seperti pernah saya posting sebelumnya, tupai atau bajing adalah salah satu anggota masyarakat yang populasinya cukup besar di Amerika Sebelah Sini yang separuh-separuh hutan separuh-separuh pedesaan ini. Tempo hari saya sempat posting foto tupai yang mampir ke balkon belakang rumah kos saya, kan? Kali ini, karena tadi sore ada momen yang pas, saya ingin menunjukkan aktivitas salah seekor tupai di kampus. Beberapa minggu yang lalu, salah seekor tupai masuk ke gardu listrik dan menyebabkan listrik nyaris seluruh kampus padam. Saking parahnya lampu padam waktu itu, sampai-sampai kampus memutuskan memindah lokasi Kuliah Kehormatan dari Dagoberta Menchu, seorang wanita pribumi Amerika Selatan penerima anugerah Nobel Perdamaian.

Hari-hari ini aktivitas para tupai tidak seramai biasanya. Biasanya, kalau musimnya pas, ketika pepohonan oak berbuah akorn (makanannya Chip and Dale atau tupai di seri film Ice Age itu), mereka terlihat begitu giras mengambil akorn, terus membawanya naik ke pohon, menimbunnya di tanah buat musim dingin, atau seterusnya. Hari-hari ini, ketika musim gugur sudah menua dan hawa semakin dingin, dan hujan tak henti-henti, para tupai itu sembunyi entah ke mana. Jarang sekali mereka terlihat.

Untungnya sore tadi Tim Laporan Studi Banding ketemu satu. Kebetulan saja, tadi sore, ketika kampus sangat suepi karena masih dalam hari-hari libur Thanksgiving, Tim LSB melihat seekor tupai yang nekad jalan-jalan di tengah basah rerumputan. Maka, silakan saksikan video ulah singkat oknum tupai tersebut melompat-lompat penuh intrik. Video ini dibuat khusus bagi Anda sekalian penikmat Laporan Studi Banding…

 [youtube https://www.youtube.com/watch?v=NnJ7mnIn2Ew]

Written By

More From Author

(Terjemahan Cerpen) Mereka Terbuat dari Daging karya Terry Bisson

“Mereka terbuat dari daging.” “Daging?” “Daging. Mereka terbuat dari daging.” “Daging?” “Tak diragukan lagi. Kami…

Thank You, Dua Satu! Let’s Go Loro Loro!

Beberapa menit lagi 2021 sudah usai dan saya perlu menuliskan satu catatan kecil biar seperti…

(Resensi) Puser Bumi oleh Mas Gampang Prawoto

Berikut resensi terakhir dalam seri tujuh hari resensi. Kali ini kita ngobrol soal buku puisi…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *