Menurut pemikir Inggris Raymond Williams, yang disebut budaya itu tidak hanya hal-hal yang hebat-hebat, yang luhur-luhur, yang adiluhung. Budaya itu bisa juga mencakup hal-hal yang biasa saja, yang sehari-hari, yang dilakukan orang bahkan tanpa ada maksud menciptakan hal-hal besar. Budaya bisa juga mencakup yang konyol-konyol dan bahkan sulit dinalar. Saya akan ceritakan satu saja di sini, yang berhubungan dengan angka 69.
Cerita ini tetap bersumber dari perjalanan akademis (ehem!). Pada tahun 2013 saya ikut konferensi di kota Manhattan, Kansas. Kalau tahun sebelumnya saya di kota Providence, Rhode Island, untuk konferensi American Comparative Literature Association 2012 yang pesertanya ratusan atau bahkan ribuan orang, pada tahun 2013 itu saya mengikuti Simposium Sastra kecil yang diadakan oleh program pasca sarjana di bidang sastra di University of Kansas at Manhattan. Seluruh peserta simposium ini hadir dalam satu ruangan sepanjang acara yang dimulai pada pagi hari hingga petang. Kami bergantian menyajikan makalah dan saling mendengar dan memberi komentar.
Berbeda dengan Manhattan di New York yang Anda kenal dari mana-mana itu, Manhattan di Kansas ini adalah kota kecil di tengah perbukitan dan padang perdu Kansas. Kalau Manhattan di New York City disebut “The Big Apple,” Manhattan di Kansas ini dengan cukup rendah hati menyebut dirinya “The Small Apple.”
Di sini, yang lebih menarik bagi saya adalah perjalanan menuju ke sana. Untuk mencapai Manhattan, Kansas, dari Fayetteville, Arkansas, tempat saya tinggal, saya hanya perlu nyetir mobil ke arah utara. Ada dua pilihan utama untuk jalurnya. Kita bisa mengikuti jalur bebas hambatan Interstate dari Fayetteville hingga ke Kansas City dan kemudian belok ambil Interstate ke arah Timur melewati kota-kota besar semacam Wichita (tempat kuliah Sandiaga Uno, ehem) dan lain-lain. Atau, kalau mau jalan kecil, kita bisa melewati Jalan Raya Negara mulai dari Nevada, Kansas, ke arah utara, baru kemudian belok kiri untuk lewat Interstate yang sama.
Yang unik adalah jalur kedua tadi, yang lewat Jalan Raya Negara (atau istilahnya “US Highway”). Biasanya, orang yang suka santai dan menikmati pemandangan kota-kota kecil dan berhenti di pom bensin lokal untuk melihat kehidupan orang sehari-hari akan memilih Jalan Raya Negara itu. Memang tidak terlalu kencang, tapi cukup nyaman dan banyak yang dilihat. Yang spesial dari Jalan Raya dari Nevada ke arah utara ini adalah namanya: US-69.
Banyak dari kita tahu, 69 adalah sebutan untuk posisi seks yang … ya begitulah. Ternyata, ketika lewat US-69 ini banyak orang yang menikmatinya dan kemudian berhenti sejenak untuk berfoto di marka nama jalan. Bahkan, sudah beberapa kali kejadian marka nama jalan yang berbentuuk seperti perisai atau lencana polisi berwarna putih bertuliskan “US-69” itu hilang. Kabarnya marka-marka jalan tersebut dicuri oleh orang-orang yang ingin mengoleksi marka yang berasosiasi seksuil itu.
Demi mengetahui adanya “budaya” terkait Jalan Raya Negara ini, saya pun jadi tertarik untuk lewat jalan ini dalam perjalanan ke Kansas. Kali itu, saya menyewa mobil dari Budget dengan dana (lagi-lagi) dari kampus. Saya mengajak keluarga karena malas juga nyetir sendirian berjam-jam. Apalagi, bukankah kejadian buas dalam cerita pendek “Children of the Corn” karya Stephen King itu juga terjadi di kota kecil di Kansas? Lagipula, saya tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan untuk mengajak keluarga. Dengan mobil nyaman itu, saya pun memilih menempuh US-69 begitu meninggalkan meninggalkan kota Nevada, Kansas, di mana kami istirahat sejenak untuk ke toilet dan sholat. Sayangnya, baru beberapa mil saya menempuh jalan itu, banyak sekali bagian jalan yang ditutup separuh karena sedang ada perbaikan. Perjalanan jadi jauh lebih lambat dari lazimnya. Akhirnya, daripada kami tidak kunjung sampai di Manhattan, Kansas, saya pun memutuskan keluar jalan, belok kanan, dan mencari cara menuju Interstate yang lebih cepat membawa kami ke Kansas City dan kemudian belok kiri ke arah Barat menuju Manhattan.
Saya pun tidak jadi berfoto dengan marka nama jalan “US-69” itu. Tidak ada yang bisa saya pamerkan di Instagram. Tapi, setidaknya ada lah yang bisa saya ceritakan di sini.