Perjalanan ke Kansas adalah perjalanan napak tilas. Itulah yang saya rasakan sejak saya ke Manhattan, Kansas, untuk mengikuti sebuah simposium kecil yang diadakan program pasca sarjana Sastra Inggris di Kansas State University. Kenapa bisa begitu? Begini ceritanya:
Awalnya, entah kenapa saya tidak menyadari bahwa Kansas adalah tempat yang termasuk paling penting kalau kita berbicara tentang Interstate Highway, atau jalur jalan raya nasional Amerika Serikat. Yang saya tahu adalah Interstate Highway adalah jalan yang pembangunannya digagas oleh presiden Dwight Eisenhower. Dalam sejarah, tidak jarang juga Interstate Highway yang menghubungkan timur-barat dan utara-selatannya Amerika Serikat ini juga disebut Eisenhower Highway.
Pasca perang dunia ke-2, ketika perekonomian Amerika membaik, dan ketika perang dingin mulai mendapatkan traksi, Amerika Serikat melakukan pembangunan secara masif. Di satu sisi terjadi pembangunan berbagai aspek kehidupan sehari-hari. Di sisi lain, terjadi juga pembangunan infrastruktur yang punya tujuan ganda untuk pertahanan-keamanan negara. Populernya mesin cuci dan alat-alat kebutuhan rumah tangga yang semakin canggih adalah yang pertama. Dan Interstate Highway termasuk yang kedua. Jalan bebas hambatan antara negara bagian ini memungkinkan transportasi bisa berjalan dengan lancar dan mudah diperkirakan karena jalan tidak harus masuk dan tersumbat lalu lintas kota. Jalan ini kadang-kadang harus menyayat gunung dan lembah demi mendapatkan jalur yang seefisien mungkin. Kenapa begitu? Karena selain untuk kenyamanan perjalanan dan distribusi barang, jalan ini juga disiapkan jika perang dingin menjadi panas dan artileri serta peralatan militer perlu dikerahkan di berbagai titik di negara dengan segera melalui jalur darat. Jadi, Interstate Highway memiliki kualitas bisa dilewati tank dan bisa dijadikan pendaratan pesawat.
Hal-hal di atas itu saya sudah tahu sejak setelah pertama kali melakukan roadtrip, dari Fayetteville ke Minnesota ke Chicago dan balik lagi. Yang saya tidak tahu adalah Eisenhower, orang yang menggagas jalan Interstate Highway itu, berasal dari sebuah kota kecil di Kansas. Itu yang saya tidak tahu. Dan lagi, saya tidak tahu bahwa Interstate 71 (yang membentang dari Baltimore di timur hingga Utah di barat) juga “merayakan” dan mengabadikan gagasan tentang Interstate Highway itu dengan membangun sebuah Rest Area yang disertai monumen. Posisi monumen yang mengabadikan Interstate Highway ini adalah di tengah-tengah antara Kansas City dan Salina. Salina adalah kota besar yang paling dekat kampung halaman Eisenhower, Abilene.
Nah, karena ketidaktahuan itulah, ketika saya pulang dari simposium di Manhattan, saya melewati begitu saja rest area monumental tersebut. Ketika mendekati monumen tersebut, saya melihat papan penunjuk jalan bahwa 100 meter di depan saya ada rest area dengan monumen Interstate Highway. Tapi, posisi saya sudah di kanan dan kecepatan tinggi. Saya tidak tahu dan tidak mengantisipasi itu. Maka, dalam sepersekian detik itu, yang saya lakukan adalah berkata ke istri saya yang waktu itu bersama saya:
“Wah, sepertinya kita akan melewatkan sebuah rest area monumental.”
“Terus?”
“Ya sudah, sepertinya tidak bisa diapa-apakan lagi.”
Jadi demikianlah. Karena takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan karena membuat keputusan mendadak ketika berjalan dengan kecepatan tinggi bersama orang-orang lain di Interstate Highway, saya jadi melewatkan kesempatan langka melihat museum Interstate Highway.
Tak apalah. Tahun depannya, saya membayar kekecewaan itu dengan melakukan road trip yang khusus jalan-jalan ke Kansas dan mengunjungi museum Eisenhower dan rumah masa kecilnya. Saya membayar sendiri kekecewaan itu dan ternyata lebih memuaskan karena tidak dihantui rasa bersalah karena memanfaatkan dana perjalanan seminar untuk misi pribadi.