Pada minggu orientasi mahasiswa asing di University of Arkansas, akhir musim panas tahun 2008, ada satu kegiatan berjudul “Dinner with an American Family.” Mahasiswa yg mendaftar acara ini dibagi dalam kelompok-kelompok kecil. Kelompok kecil ini selanjutnya diadopsi oleh keluarga lokal yang volunteer untuk menampung kami sesorean itu. Dalam salah satu foto yang diambil saat itu, yang tidak akan saya tunjukkan di sini, ada saya, Haptom (dari Eritrea, tengah), Chven (bacanya Stef, dari Trinidad-Tobago, kanan), dan Tamanjay (dari India, dia motret) bersama pasangan Bob dan Rosa. Mereka berdua itu keluarga yang menampung kami. Kami makan lasagna dan bbrp makanan lain di rumah mereka. Bob romantis, dan Rosa kalem tapi tegas. Ketika itu keduanya kerja di kampus. Detail kegiatan itu saya ceritakan di sini.
Beberapa saat setelah acara itu, saya beberapa kali ke rumah mereka, salah satunya untuk membantu Bob berkebun okra pada musim panas selanjutnya. Bob ketika itu sudah memutuskan keluar dari kampus dan berwirausaha. “I was gardening when I heard God tell me I should stop working at the university and start my own business,” begitu kata Bob ke saya. Dia memang serelijius itu. Bob selanjutnya berwirausaha jual dan servis komputer. Rosa tetap kerja di kampus dan bahkan sempat dipromosikan ke posisi tertentu setelah punya gelar Master yang dia ambil secara jarak jauh.
Di atas usia 65 tahun, awal tahun 2011-an, Bob berlatih marathon dengan tujuan ikut menggalang Dana pembangunan rumah sakit anak. Dia sempat ikut. Dan beberapa tahun kemudian dia sempat operasi tulang panggul, dan selanjutnya masih ikut half marathon. Kondisinya semakin menurun sejak itu.
Dua minggu yang lalu, Bob meninggal setelah mengalami demensia satu dua tahun terakhir. Seorang kawan menyarankan saya video call dengan Bob di akhir masa hidupnya, tapi saya belum sempat melakukannya ketika kawan itu mengabarkan Bob meninggal. Tidak mudah mencari kata untuk menggambarkan sesal saya. Rosa mengatakan sesuatu ke saya waktu saya menyampaikan ikut berduka cita. “You know Bob loved you,” begitu kata Rosa.