Beberapa waktu yang lalu saya cari-cari nama penyair berbahasa Inggris yang diunggulkan di tahun kemarin, 2022. Saya ketemu satu nama, yaitu Natalie Wee, yang punya kumpulan puisi berjudul Beast at Every Threshold. Judul dan nama yang menarik, dan itu cukup membuat saya penasaran.
Setelah googling sedikit ke sana ke mari, akhirnya saya ketemu dengan puisi yang banyak dibagi di pinterest, tumblr, dan tentunya instagram. Wah, kalau ada puisi yang laris dibagi di media sosial, biasanya ini puisi yang bisa menyentuh jiwa-jiwa zaman ini. Begitu pikir saya. Setidaknya itulah sedikit yang bisa saya asumsikan dari fenomena rupi kaur.
Tapi tentu blog ini bukan tempat nyinyir-nyinyiran.
Maka, demi melanjutkan niat untuk sedikit mengenal penyair yang sedang mendapat perhatian dan pengakuan, saya pun coba sedikit memahami puisi itu. Seperti biasa, tidak ada pembacaan yang lebih dekat bagi saya selain pembacaan yang disertai penerjemahan. Maka inilah terjemahan Indonesia dari puisi “Sting” karya Natalie Wee yang diambil dari sini.
Sengat
Menawarkan tubuh
untuk dimiliki adalah
tahu ia tak akan jadi utuh. Inilahtanganku, kakiku & badanku
lalu tengkorak liatku yang menimangsatu-satunya otot yang bisa mengubah hasrat
menjadi wicara menjadi pengorbanan. Inilahcangkirmu, inilah anggur manis yang kusimpan
di tenggorokanku dua tahun ini tanpajadi basi. Ayo, minumlah sebelum
aku kering. Minumlah sebelum aku lupabetapa lama aku terlelap dengan belati
Natalie Wee
di rongga mulutku.