Setelah jeda sekian waktu, akhirnya saya kembali lagi di sini untuk berbicara tentang proses perjalanan menulis tentang Aroma Karsa karya Dewi Lestari. Tapi, karena ini saya harapkan menjadi proses yang tidak pendek, saya tidak akan langsng berbicara tentang Aroma Karsa. Kali ini, saya ingin berbicara tentang bagaimana para akademisi dan para pembelajar sastra membaca Dewi […]
Category: teori kritis
Hari ketiga, catatan perjalanan menulis tentang Aroma Karsa. Sementara ini perjalanan masih wajar. Badan mulai terasa letih, tapi kehendak seperti tidak bisa dikendalikan. Perjalanan ini terasa amat menggairahkan. Di catatan kali ini, saya akan bicara tentang banyaknya respons tertulis dari para blogger, meskipun sebagian besar kurang mendalam. Menakjubkan sekali, respons pembaca cukup serius atas Aroma […]
Kembali lagi dengan catatan perjalanan menulis tentang Aroma Karsa. Kali ini saya ingin menyoroti hubungan antara wawancara-wawancara yang dilakukan oleh Dee sebelum atau setelah penerbitan Aroma Karsa dengan kecenderungan memandang bahwa buku ini tidak memiliki implikasi lebih jauh lagi. Hal pertama tentu adalah fakta bahwa penerbitan buku ini disertai dengan wawancara berulang-ulang yang memperkenalkan isi […]
Hari pertama mau nulis tentang Aroma Karsa, ada beberapa hal yang harus dijelaskan sejak awal. Saya mulai merekap lagi apa-apa yang sempat saya pikirkan tentang Aroma Karsa. Anggap saja tulisan-tulisan ini adalah bagian “free writing”-nya. Dari pembacaan dan perenungan awal itu, saya dapatkan bahwa, pertama-tama, Aroma karsa ini terasa berbeda dengan novel-novel Dee yang telah […]
Sudah beberapa lama ini saya tidak mengunjungi mojok.co, sebuah platform online yang saya cukup senangi. Hari ini tadi saya lihat seorang kawan yang membagi link artikel yang cukup mengejutkan dari Mojok, yang berisi permintaan maaf dan penurunan artikel. Setelah mengikuti link itu, tahulah saya bahwa permintaan itu terkait dua artikel bermasalah. Ini link-nya kalau ingin […]
Ketika saya pulang dari simposium dan bertemu seorang Indonesia yang bersuamikan pemborong asal Pakistan di pinggiran Kansas City itu, banyak hal yang bermain di kepala saya. Saya segera terpikir tentang orang-orang dari Timur Tengah dan Asia Selatan yang banyak di antaranya sukses mencapai impian mereka di Amerika dengan berbagai pekerjaannya. Dalam keadaan seperti itu, penilaian […]
Kalau saja kata “memprihantikan” belum banyak dipakai, mungkin saya akan memakaianya. Sementara perkenankan saya menggunakan kata “memalukan” untuk menggambarkan kejadian putusan 6 bulan penjara bagi guru Baiq Nuril dalam kasus yang sedang beliau hadapi. Tentu, kata “memalukan” di sini terlalu ringan. Ya, terlalu ringan untuk menggambarkan kejadian yang bisa dijadikan contoh di buku teks untuk […]
Nyalasar karya M. Faizi bukanlah buku. Dia adalah titian. Nyalasar adalah titian yang menjembatani puisi dengan pembaca. Di jaman yang penuh penuh pagar, penuh tagar, jembatanlah yang kita butuhkan. Tapi, sebelum terlalu jauh bicara tentang Nyalasar yang berpotensi menjadi jembatan, mari kita masuki dulu apa sebenarnya buku ini? Seperti terlihat pada sampulnya, buku Nyalasar ini […]
Dalam esei “Bahasa Maskulin dalam Sastra” (dimuat di Kompas 16 September 2016), Aninditya S. Thayf mengutarakan bahwa bahasa yang maskulin merupakan gejala dari ideologi patriarki, dan kita bisa mengamatinya dalam karya sastra. Dalam retorikanya, Aninditya mengesankan kuatnya unsur kesengajaan dalam “penyusupan ideologi patriarki” melalui bahasa maskulin dalam sastra tersebut. Padahal, pada kenyataannya patriarki adalah kecenderungan […]
Judul: Suara dari Marjin: Literasi sebagai Praktik Sosial Penulis: Sofie Dewayani & Pratiwi Retnaningdyah Penerbit: PT Remaja Rosdakarya Cetakan: I/Mei 2017 Tebal: 234 hal Buku yang menyegarkan dan menyadarkan. Biarkan kalimat itu mengawali postingan kali ini. Buku Suara dari Marjin: Literasi sebagai Praktik Sosial karya bersama Sofie Dewayani dan Pratiwi Retnaningdyah ini pertama-tama akan membuat kita tidak […]